Kapolri Ingin Investigasi Kasus Novel Tetap Libatkan Polri

Senin, 31 Juli 2017 | 19:14 WIB
Kapolri Ingin Investigasi Kasus Novel Tetap Libatkan Polri
Kapolri Jenderal Polisi Tito Karnavian dan sketsa penyerang Novel Baswedan [suara.com/Erick Tanjung]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News
Kapolri Jenderal Tito Karnavian berkomitmen untuk membentuk tim gabungan investigasi yang melibatkan Polri dan KPK untuk mengungkap kasus penyerangan dengan air keras terhadap Novel Baswedan. Dalam waktu dekat akan dilangsungkan pertemuan antara kedua institusi untuk membahas langkah-langkahnya.

"Mungkin dalam beberapa hari ke depan, dalam minggu ini kami akan melakukan pembicaraan dengan komisioner KPK untuk membahas langkah-langkah, baik pemeriksaan mendengar keterangan Novel secara detail di Singapura maupun bahas tim penyelidik dari KPK yang bergabung dengan Polri. Tim gabungan ini untuk memverifikasi teknis hal-hal yang sudah dikerjakan oleh Polri maupun untuk melakukan langkah-langkah bersama ke depan dalam rangka mengungkap kasus ini. Jadi namanya tim gabungan Polri-KPK," kata Tito dalam konferensi pers di kantor Presiden, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Tito menegaskan tidak mau terpengaruh oleh desakan banyak pihak untuk pembentukan Tim Gabungan Pencari Fakta yang bersifat independen. Menurut dia tim gabungan Polri dan KPK akan jauh lebih profesional melakukan penyelidikan karena melakukan investigasi yang sifatnya pro justicia atau telah masuk dalam ranah hukum.

"Ini tim investigasi, bukan mencari fakta lagi. Kalau mencari fakta itu, kan tidak pro justicia, artinya hasilnya tidak dapat langsung diajukan sebagai penyidikan untuk barang bukti, kemudian diajukan sampai ke pengadilan. Tetapi tim investigasi, artinya sudah melakukan investigasi. Karena ini sudah ada kasus dugaan pidananya sehingga melakukan investigasi untuk menyidik dan kemudian memproses kasus itu untuk mengungkap dan menangkap pelakunya," kata dia.

Sebelumnya, di berbagai kesempatan Novel mengatakan kalau kasusnya ditangani Polri akan sulit terungkap. Berdasarkan informasi dari internal Polri, dia menduga ada keterlibatan perwira tinggi dalam kasusnya.

Itu sebabnya, sedari awal, Novel menginginkan kasusnya diinvestigasi oleh tim pencari fakta independen.
 
Sketsa
 
Usai menghadap Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan, Jakarta, Kapolri Jenderal Tito Karnavian merilis sketsa wajah terduga penyiram air keras ke wajah Novel.

"Ini belum dipublish ya, baru kira-kira dua hari yang lalu. Jadi kalau ada di media lain (sketsa) itu tidak jelas dapat darimana," kata Tito.

Sketsa wajah terduga pelaku dibuat berdasarkan keterangan para saksi dan analisa berdasarkan petunjuk-petunjuk yang didapatkan penyidik.

"Yang ini (diduga pelaku) adalah dari saksi yang sangat penting, karena lima menit sebelum kejadian ini (orang di duga pelaku) ada di sekitar Masjid. Dia mencurigakan, yang kami duga dia adalah pengendara sepeda motor," ujar dia.

Tito belum dapat memastikan identitas terduga penyerang Novel. Dia mengatakan timnya tengah menelusurinya.

"Ciri-ciri nya tingginya hampir 167 sentimeter sampai 170 sentimeter. Orangnya agak hitam, rambut kriting, kemudian badan cukup ramping," ucap dia.

Tito juga menjelaskan sketsa tersebut berbeda dengan empat orang yang sebelumnya diperiksa polisi.

"Kalau dilihat ini (sketsa orang diduga pelaku) agak berbeda dengan empat orang yang sudah diperiksa sebelumnya. Ada tiga orang yang diperiksa sebelumnya yang tadinya dua bulan sebelum peristiwa berada di sekitar rumah saudara Novel, ada dua orang yaitu H dan M. Tapi ciri-cirinya sangat jauh dengan yang di peristiwa, karena ini tinggi badannya tidak ada yang di atas 160 cm, bahkan yang terakhir yang kita amankan namanya Lestaluhu berdasarkan keterangan saudara Novel. Rupanya saudara Novel dapat ini dari anggota Polri, tapi anggota Polri mendapatkannya dari Facebook. Nah saudara Lestaluhu ini sangat jauh berbeda, karena tingginya hanya 157 cm. Sementara pelaku penyerang ini sekitar 167 sentimeter 170 sentimeter, kemudian wajah juga berbeda," kata dia.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI