Mengapa di Bandara Banyak Sekali Pemeriksaan? Ini Jawabannya

Senin, 31 Juli 2017 | 15:48 WIB
Mengapa di Bandara Banyak Sekali Pemeriksaan? Ini Jawabannya
Contoh Ikat Pinggang yang dijadikan senjata di luar negeri. (suara.com/Ummi Hadyah Saleh)
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Kepala Pusat Komunikasi Publik Kementerian Perhubungan J.A Barata mengatakan pihaknya tak merinci kasus penganiayaan atau pemukulan terhadap petugas Aviation Security (Avsec) Bandara. Menurutnya, kasus penganiyaan atau pemukulan tersebut baru terjadi di dua Bandara yakni Bandara Soekarno Hatta, Jakarta dan Bandara Samratulangi, Manado.

"Yang pemukulan terjadi di Soekarno Hatta dua kali dan di Manado satu kali, tapi itu bukan bagian dari record, ada yang adu mulut juga," ujar Barata kepada Suara.com di Kementerian Perhubungan, Jakarta, Senin (31/7/2017).

Barata menuturkan, ada persyaratan yang harus dilalui setiap penumpang untuk keselamatan penerbangan. Maka dari itu, semua pihak harusnya mengerti dan mengikuti proses sebelum naik ke pesawat terbang.

Menurutnya, keselamatan di udara bermula dari ketertiban di Bandara.

Baca Juga: Diancam Bom, Dua Bandara Australia Siaga Satu

"Karena ada barang-barang yang nggak boleh dibawa, belum lagi dikaitkan dari hal-hal yang menganggu secara keamanan. Mestinya semua orang maklumi dan menaati peraturan tersebut. Harusnya patuh dengan aturan yang ada, karena dibuat untuk keselamatan," kata dia.

Barata mencontohkan melepas jam, melepas ikat pinggang juga merupakan salah satu syarat dalam pemeriksaan di Bandara. Pasalnya ikat pinggang bisa juga merupakan sebuah senjata yang dibuat sepeti ikat pinggang.

"Misalnya melepas ikat pinggang, ternyata ikat pinggang tersebut bisa jadi senjata yang sangat berbahaya jika digunakan pelaku untuk membahayakan penumpang di dalam pesawat. Orang yang masuk kesini wilayah terbatas ada persyaratan yang harus dilakukan," kata dia.

Tak hanya itu, disaat pemeriksaan, penumpang yang membawa laptop juga harus diperiksa sebelum memasuki bandara. Adapun laptop harus dioperasikan terlebih dahulu oleh petugas meski nantinya ada pihak yang tidak terima dengan pemeriksaan laptopnya.

"Ini yang perlu orang tahu misalnya orang bawa leptop taruh di koper, leptop tersebut harus diperiksa nggak boleh berbarengan dengan tas dan petugas harus menyaksikan laptop tersebut bisa dioperasikan. Ini memang aturan yang harus dilakukan, itu untuk mengantisipasi adanya kejahatan-kejahatan seperi teroris dan lain-lain. Ini nggak ada yang mempersulit ketertiban pemeriksaan akan menetukan keselamatan penerbangan di bandara," tandasnyam

Baca Juga: Oknum TNI AL Pukul Petugas Bandara, Kemenhub: Silakan Diproses

Ketika ditanya apakah kasus penamparan yang dilakukan Joice Sumampouw, istri Brigadir Jenderal (Purn) Johan Sumampouw diistimewakan sehingga kasus tersebut berakhir damai, Barata menegaskan pihaknya tetap memberlakukan aturan kepada siapa pun.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI