Inilah Faktor-faktor Yang Bisa Bikin Jokowi Kalah di Pilpres 2019

Senin, 31 Juli 2017 | 15:30 WIB
Inilah Faktor-faktor Yang Bisa Bikin Jokowi Kalah di Pilpres 2019
Presiden Jokowi saat kunjungan kerja di Tasikmalaya, Jawa Barat. [Foto Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Kurang lebih dua tahun lagi, gelaran Pemilihan Presiden tahun 2019 akan berlangsung. Presiden Joko Widodo, hampir dapat dipastikan akan menjadi salah satu kontestan dalam gelaran tersebut untuk melanjutkan periode jabatannya ke periode ke dua.

Founder dari Lingkaran Survei Indonesia (LSI), Denny JA, melihat Jokowi merupakan salah satu tokoh yang memiliki pengaruh bahkan akan menjadi salah satu penentu pada Pilpres 2019 mendatang. Namun, ia juga melihat, saat ini, Jokowi menghadapi berbagai masalah yang akan menjadi penghalangnya menjadi Presiden dua periode.

"Jokowi di H- 2 tahun (dua tahun sebelum Pilpres 2019, untuk jabatannya yang kedua), tak sekuat SBY (Susilo Bambang Yudhoyono) H-2 tahun (SBY di tahun 2007, 2 tahun sebelum Pilpres 2009 untuk jabatannya yang kedua)," kata Denny, Senin (31/7/2017).

Baca Juga: Fadli Zon: Hidup di Era Jokowi Makin Susah

Menurut dia, elektabilitas Jokowi saat ini rata-rata di angka di bawah 45 persen dengan aneka simulasi. Sementara SBY di periode yang sama, yakni tahun 2007, ketika masih menjabat presiden, juga 2 tahun sebelum Pilpres berikutnya, yaitu di atas 55 persen, juga dengan aneka simulasi.

"Bagi incumbent, jika dukungan di bawah 50 persen, itu adalah sesuatu. Bahkan Ahok saja selaku incumbent (gubernur Jakarta) yang H- 1 tahun dengan dukungan hampir 60 persen bisa tumbang," ujar Denny.

Namun demikian, Jokowi diuntungkan karena masih presiden, masih mengelola kebijakan dan dana APBN dan banyak perbaikan yang masih ia kendalikan.

Namun, kata dia, terdapat dua hal yang mengharuskan Jokowi hati hati. Jika ia salah mengelola, kekuatannya akan terus tergerus.

Pertama, yaitu "Ahok Effect." Ahok yang kinerjanya memuaskan publik Jakarta hingga di atas 70 persen bisa tumbang karena tak pandai mengelola "sentimen Islam" yang merupakan pemilih mayoritas negeri ini.

Baca Juga: Kapolri Temui Jokowi, Wartawan Dilarang Mendekat ke Wisma Negara

"Tak ada tokoh yang bisa tahan jika ia sudah terkena label "negatif" terhadap Islam," ujar Denny.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI