Islam Harus Lebih Banyak Lahirkan Ilmuwan

Liberty Jemadu Suara.Com
Senin, 31 Juli 2017 | 04:03 WIB
Islam Harus Lebih Banyak Lahirkan Ilmuwan
Nadirsyah Hosen, pakar hukum Islam dan hukum konstitusional dari Monash University, Australia, yang juga Rais Syuriah PCINU Australia dan Selandia Baru. [Antara/Hafidz Mubarak]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Islam harus lebih banyak menghasilkan ilmuwan atau saintis agar bisa lebih banyak berkontribusi bagi peradaban dunia, demikian dikatakan Nadirsyah Hosen, pakar hukum Islam dan hukum konstitusional yang kini menjabat sebagai dosen senior di Monash University, Australia.

"Kalau kita ingin memperbaiki peradaban Islam, harus memperbanyak saintis bukan memperbanyak ahli fikih. Bukannya ahli fikih tidak penting, tetapi ahli fikih tetap penting," kata Nadir pada seminar KAHMI Malaysia di KBRI Kuala Lumpur, Minggu malam (30/7/2017).

Nadir, yang juga Rais Syuriah Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama Australia dan Selandia Baru itu, berbicara dalam seminar bertajuk "Kontribusi Muslim Nusantara terhadap Perdamaian Dunia".

Turut hadir pada seminar itu Ketua KAHMI Malaysia Kunrat Wirasubrata yang juga Direktur Islamic Development Bank (IDB), Atase Politik KBRI Kuala Lumpur Agung Cahya Sumirat, dan sejumlah undangan lainnya.

"Perintah pertama Islam itu adalah iqra atau membaca, bukan perintah umrah tiap bulan, bukan perintah haji setiap tahun. Karena itu, pahala mendirikan perpustakaan sama dengan mendirikan masjid," katanya lagi.

Nadir mengimbau agar umat Islam Indonesia belajar dari ulama-ulama besar Nusantara seperti Syech Nawawi Al Bantani dan lain-lain yang pada masa lalu sudah dipercaya mengajar di Masjidil Haram, Mekah.

"Islam itu rahmatan lil alamin, Islam bukan rahmatan lil muslimin, makanya Islam mengatur bagaimana mengatur dengan semesta. Mau di mana pun berada, baik mayoritas atau minoritas, kita harus menebar rahmat," katanya.

Dia mengatakan, kalau ingin menegakkan Islam maka dasarnya adalah rahmatan lil alamin.

Ketua KAHMI Malaysia Kunrat Wirasubrata saat memberi sambutan mengatakan organisasi ini sudah berumur satu tahun dan berusaha melakukan kegiatan yang bermanfaat di Kuala Lumpur dan Malaysia pada umumnya.

"Saat ramai-ramainya menjelang Pilkada Jakarta juga diselenggarakan debat yang diminati banyak orang. Kami mengambil tema ini karena Nusantara adalah konsentrasi umat muslim dunia," katanya lagi.

Atase Politik KBRI Kuala Lumpur Agung Cahya Sumirat mendukung kegiatan ini, karena dari sisi tema sangat konstruktif.

"Perdamaian dunia yang kita harapkan belum terjadi. Terorisme, radikalisme, dan rasisme masih menjadi ancaman. Diskusi ini mampu menjadi platform bagi kita. Ada perwakilan parpol. Ini tradisi baik. Ini bukan sesuatu yang given tetapi perlu didorong dan dilestarikan," katanya lagi. (Antara)

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI