Suara.com - Presiden Joko Widodo akan memanggil Kapolri Jenderal Tito Karnavian ke Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (31/7/2017). Pemanggilan terkait desakan sejumlah pihak untuk membentuk Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) yang independen dan profesional guna mengungkap kasus teror penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan.
"Kemarin sudah saya sampaikan ke Kapolri, besok mau menghadap," kata Jokowi saat ditemui disela-sela menghadiri acara Lebaran Betawi di Perkampungan Budaya Betawi, Jagakarsa, Jakarta Selatan, Minggu (30/7/2017) siang.
Sebelumnya Ketua Pemuda Muhammadiyah Dahnil Anzar Simanjuntak bersama Kontras, dan LBH Jakarta mendesak Jokowi membentuk TGPF sebagai tim independen untuk mengungkap pelaku dan aktor penyerangan Novel.
Desakan muncul setelah belum ada titik terang terkait pelaku penyiraman air keras yang ditangani Polri setelah lebih dari 100 hari.
Baca Juga: Maman: Mega, SBY, dan Prabowo Jadi "Kings Makers" Pilpres 2019
"Presiden Jokowi harus turun tangan membentuk TGPF. Sebab ada dugaan beberapa jenderal Polri terlibat dalam kasus ini," kata Dahnil dalam konfensi pers di kantor PP Muhammadiyah, Rabu (26/7/2017).
Sementara itu, setelah tiga bulan menjalani perawatan di sebuah rumah sakit di Singapura, Novel angkat bicara atas penyiraman air keras yang dialaminya.
Novel mengaku sebelum peristiwa penyiraman air keras, dirinya sempat diberi informasi oleh petinggi Polri akan diserang.
"Saya mendapat informasi dari petinggi Polri sebulan sebelumnya bahwa saya akan diserang," kata Novel dalam wawancaranya dengan sebuah stasiun televisi swasta pada, Rabu (26/7/2017) malam.
Baca Juga: Soal Dana Haji, Jokowi: Hati-hati Ini Dana Umat, Bukan Pemerintah
Diungkapkan Novel, ketika itu petinggi Polri tersebut memintanya untuk berhati-hati. Bahkan, petinggi Polri yang tak disebutkan namanya itu sempat menawarkannya penjagaan alias pengawalan.