Suara.com - Pertanyaan tentang bagaimana cara Sentot Setiadi (43) bisa mencuri bus Transjakarta milik operator PT. Mayasari Bakti pada Selasa (25/7/2017), siang, akhirnya terjawab.
Manajer PT. Mayasari Bakti, Daryono, menceritakan kronologis pencurian bus bernomor polisi B 7450 TGC dari pool Mayasari Bakti di Jalan Raya Bogor, Ciracas, Jakarta Timur.
"Itu dia bawa mobil sekitar pukul 15.00 WIB. Langsung ngambil mobil nggak datang dulu ke kantor operasional," kata Daryono kepada Suara.com di kantor pol bus PT. Mayasari Bakti, Jumat (28/7/2017).
Ketika sampai di pintu gerbang ke luar, petugas keamanan menghentikannya. Tetapi, Daryono lebih cerdik. Dia membohongi petugas piket agar dibukakan pintu gerbang.
"Itu sempat ditanya mau kemana. Mana surat jalannya. Dia jawab surat nyusul ini mau buru - buru mau jemput rombongan anak sekolah," ujar Daryono.
Petugas percaya-percaya saja, padahal Sentot bukan supir dari pool tersebut. Belakangan diketahui, Sentot pernah jadi supir Mayasari Bakti di pool Klender, Jakarta timur.
"Itu dia (Sentot) nggak ada yang kenal di pool Ciracas, dia kan pengemudi juga kalau mau keluar harus dari surat perintah jalan di Pool Klender. Makanya dia nggak mau masuk ke kantor operasi (Mayasari). Dia sembarangan saja ngambil mobil kan kuncinya nyantel," ujar Daryono.
Baru tahu jam dua dini hari
Managemen Mayasari Bakti baru ngeh kalau salah satu armada mereka hilang dari pool pada Rabu (26/7/2017) sekitar pukul 02.00 WIB.
"Itu kami tahu baru jam 02.00 WIB malam. Itu kami mau persiapan untuk operasi. Prosedurnya kan supir kan malam sudah ngambil surat perintah jalan. Untuk tahu yang mana mobil yang akan dibawa kan nomor polisinya tertera," ujar Daryono.
Selanjutnya, pengurus Mayasari Bakti segera berkoorinasi untuk para supir, tetapi ternyata tidak yang tahu. Lalu, alat-alat pelacak dicek.
"Itu supir nyari nggak ada mobil yang mau dia bawa. Ketika dicari nggak ada di pool. Akhirnya kami semua geger di pool. langsung kami cek CCTV sama GPS di mobil," ujar Daryono.
Hasil pemeriksaan GPS menunjukkan sinyal keberadaan bus. Posisi sinyal berada sangat jauh dari pool.
"Kami pantau GPS di mobil masih menyala. Kami pantau sudah keluar Jakarta jam 02.00 WIB," kata Daryono.
Terlacak
Pada pagi hari, sekitar jam 08.00 WIB, petugas kembali memeriksa GPS, ternyata posisi bus sudah di Pekalongan, Jawa Tengah.
Mayasari Bakti langsung berkoordinasi dengan Kepolisian Daerah Pekalongan untuk melacak keberadaan bus dibawa kabur.
"Kami pantau lagi jam 08.00 WIB, sudah di Pekalongan bus. Langsung saya koordinasi dengan polisi Pekalongan kalau ada bus Transjakarta mohon diberhentikan di sana," ujar Daryono.
Saat itu juga, Daryono, langsung membuat laporan kehilangan bus feeder Transjakarta di kantor Polisi Sektor Ciracas.
Bahan bakar bus menipis. Sentot kemudian memutuskan untuk mengisi bahan bakar di salah satu SPBU daerah Pekalongan. Setelah mengisi bahan bakar, ternyata dia tidak mau membayar.
Kasus itu tentu saja menambah berat permasalahan Sentot. Petugas SPBU melaporkan kasus tersebut ke polisi dan selanjutnya dilakukan pengejaran.
"Itu dia mengisi BBG melihat bensin mau abis. Pas mengisi dia juga tidak membayar dan langsung kabur. Itu dikejar sama masyarakat sama polisi akhirnya dia ditangkap," ujar Daryono.
Kenapa tak bayar
Menurut keterangan Daryono, Sentot tidak mau membayar bensin karena dalam pikirannya pengisian bahan bakar bus Transjakarta di manapun tidak perlu bayar, sama seperti di Jakarta. Ternyata dia salah kaprah.
"Itu dia sempat debat sama petugas pom bensin. nggak mau bayar karena di Jakarta itu saya isi bensin nggak pernah bayar pak. karena ini mobil pemerintah ini nggak bayar. itu jawaban Sentot ke petugas," kata Daryono.
Keberadaan bus tersebut kemudian ketahuan. Polisi mencegatnya di salah satu tempat. Sentot pun tak bisa kabur lagi.
Sentot dan barang bukti kemudian dibawa ke Polisi Resor Pekalongan.
"Kami bersama Polsek Ciracas menuju Pekalongan jam 19.00 WIB. kami ketemu dia disana," ujar Daryono.
Setelah pendataan selesai, Sentot dan bus yang dia curi dibawa ke Jakarta pada Kamis (27/7/2017).
Saat ini, Sentot meringkuk di kantor kepolisian untuk mempertanggungjawabkan perbuatan.