Suara.com - Seorang aktivis hak asasi manusia perempuan, Seyran Ateş ingin membangun masjid di Inggris. Masjid itu disebut sebagai masjid liberal khusus untuk semua kalangan. Termasuk kaum lesbian, gay, biseksual, dan transgender.
Sebelumnya, Seyran membangun masjid serupa di Berlin, Jerman. Pembangunan itu menuai protes, bahkan ancaman pembunuhan. Menurut dia sebuah revolusi dalam Islam sedang berlangsung.
Seyran Ateş adalah seorang pengacara kelahiran Turki. Dia berharap bisa membangun masjid semacam itu dalam waktu satu tahun.
"Saya tidak sendiri dengan ide ini. Ini adalah sebuah gerakan, ini sebuah revolusi," kata Seyran kepada Guardian.
Baca Juga: Bantu Kasus Masjid Al Aqsa, PKB dan NU Siap ke Palestina
Di Berlin, Seyran membuka masjid bernama Ibn Rusyd-Goethe. Aksi protes itu dilakukan muslim konservatif di Eropa, Mesir dan Turki.
Ateş menerima ancaman pembunuhan melalui media sosial dengan kata, “anda akan mati."
Egypt’s Dar al-Ifta al-Masriyyah, sebuah badan Islam yang menilai prinsip-prinsip masjid Seyran tidak sesuai dengan Islam. Makanya Departemen Hukum Universitas al-Azhar Kairo mengeluarkan fatwa melawan masjid-masjid liberal.
Seyran yang berusia 54 tahun ini sejak 2006 sudah diperingatkan polisi agar meningkatkan keamanan pribadi.
Ateş mengatakan di Inggris ada kebutuhan khusus untuk Islam liberal karena pengadilan syariah diizinkan untuk beroperasi.
Baca Juga: DPR Usul Indonesia Kirim Pasukan Perdamaian Jaga Masjidil Aqsa
"Syariah bertentangan dengan hak-hak perempuan, tidak ada yang lain," katanya. (Guardian)