Soal Alutsista, Jokowi: Tak Ada Toleransi atas Praktik Mark-up

Kamis, 27 Juli 2017 | 00:13 WIB
Soal Alutsista, Jokowi: Tak Ada Toleransi atas Praktik Mark-up
Presiden Jokowi memimpin rapat kabinet di Kantor Presiden, Jakarta. [Foto Laily Rachev - Biro Pers Setpres]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Joko Widodo menginstruksikan jajarannya untuk fokus pada tujuan utama pengadaan alat utama sistem senjata (alutsista) tanah air, yaitu membangun postur pertahanan TNI yang semakin kokoh, lengkap, modern, dan terpadu.

Hal ini dikarenakan Indonesia adalah negara besar yang memiliki ribuan pulau dengan posisi geopolitik yang strategis, sehingga fokus pengadaan alutsista bukan hanya untuk memenuhi postur "Kekuatan Pokok Minimum" (KPM) 2024.

"Tapi, harus disesuaikan dengan kondisi geografis negara kita yang khas, dimana negara kita adalah negara kepulauan yang sebagian besar terdiri dari perairan," kata Jokowi dalam rapat terbatas dengan sejumlah Menteri Kabinet Kerja di Kantor Presiden Jakarta, Rabu (26/7/2017).

"Kita juga memiliki kawasan perbatasan yang sangat panjang yang harus kita jaga dan harus kita awasi," lanjutnya.

Baca Juga: Jokowi Akan Rilis Kebijakan Bela Negara

Selain itu, Jokowi juga meminta agar pemenuhan kebutuhan alutsista harus melalui proses perencanaan dan kalkulasi yang baik serta mengikuti perkembangan zaman dan teknologi di masa mendatang.

"Kita juga harus betul-betul menghitung dan mengantisipasi perubahan yang sangat cepat terutama dalam teknologi persenjataan yang akan mempengaruhi corak peperangan di masa yang akan datang," ujar dia.

Apalagi saat ini Indonesia telah mendapatkan tawaran kerja sama dan transfer teknologi alutsista dari sejumlah negara. Seperti desain bersama yang akan memungkinkan hak cipta atas alutsista baru dimiliki oleh industri nasional.

"Sampai dengan realokasi fasilitas produksi dari negara produsen asal alutsista ke Indonesia," tutur dia.

Kepala negara pun memerintahkan jajarannya mempertimbangkan secara matang tawaran-tawaran tersebut agar tercipta inovasi dalam pemenuhan kebutuhan Alat Peralatan Pertahanan dan Keamanan (Alpalhankam).

Baca Juga: BNN Amankan 250 Kg Sabu di Penjaringan, Tito: Jalurnya dari Laut

Salah satunya adalah dengan memperhatikan pendekatan 'daur hidup' yang dapat mengubah pola belanja alutsista menjadi investasi pertahanan.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI