Inspektur Jenderal Idham Azis mengaku pesimistis bisa menggantikan peran Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan sebagai Kapolda Metro Jaya. Pasalnya, dia mengaku cukup sulit untuk mengikuti prestasi Iriawan selama memenggan kendali pengamanan di Jakarta.
"Ada satu pemikiran dan rasa was was di diri saya dan keluarga, apakah saya bisa mengikuti jejak beliau, beliau adalah salah satu orang terbaik di polri. Saya jujur saya pesimis," kata Idham saat memberikan sambutan dalan acara pisah sambut di Balai Polda Metro Jaya, Rabu (26/7/2017) malam
Namun, mantan Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Polri kemudian mengingat isi surat yang ditulis BJ Habibie saat menggantikan Presiden Soeharto yang lengser pada tahun 1998.
"Lalu saya ingat isi surat Habibi pada 21 mei 1998 saat beliau akan menggantikan Soeharto. Waktu itu di buku beliau ia menulis, saya tidak akan tanya apa kesempatan saya di sini, kenapa saya ada di sini namun kalau bisa satu kepadamu Ya Allah, berikanlah saya kekuatan untuk melaksanakan sesuai dengan kehendakMu," kata dia
Dia menyampaikan karena tulisan BJ Habibie akhirnya dirinya percaya diri untuk menduduki posisi Kapolda Metro Jaya.
"Kira-kira itu lah yang mengawali saya melangkah kembali ke Polda Metro kemarin menerima Lapsat (Laporan Kesatuan) dengan kang Iwan (Iriawan)," katanya.
Dia juga percaya pernyataan Iriawan yang menyebut dinamika dan situasi di Jakarta suatu saat bisa cepat berubah.
"Kalau pak iwan bilang setengah karir saya di Polda Metro, namun di Polda Metro itu 3 jam saja dinamika bisa berubah secara revolusioner," katanya.
Terkait jabatan barunya itu, Idham meminta dukungan semua pihak termasuk Pemprov DKI Jakarta, TNI dan pejabat utama di wilayah hukum Polda Metro Jaya.
"Saya percaya saya yakin dan saya menitip diri bersama keluarga kepada bapak Gubernur dan ibu, Forkopimda, kepada para pejabat utama Kodam, serta rekan-rekan semua pejabat utama kepada Kapolres saya juga bukanlah siapa-siapa," kata dia. [Antara]