Suara.com - Gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), khususnya yang masih bertahan di Suriah, mungkin bakal melakukan perlawanan ketika diserbu oleh tentara Irak, Suriah, atau koalisi internasional.
Namun, para bandit itu kemungkinan bakal lari terbirit-birit kalau menghadapi pasukan milisi “The Queer Insurrection and Liberation Army" (TQILA).
Pasalnya, anggota milisi TQILA adalah kaum lesbian, gay, biseksual, dan transeksual (LGBT). Menurut keyakinan ISIS, mereka tak bisa berada di surga dan dilayani banyak bidadari kalau terbunuh oleh kaum perempuan dan LGBT.
TQILA, seperti dilansir The Sun, Selasa (25/7/2017), merupakan satuan milisi yang bernaung di bawah International Revolutionary People's Guerrilla Forces (IRPG), grup kaum anarkis yang dikenal militan melawan kelompok fasistik.
Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Bertemu Ketua DPRD DKI, Apa yang Dibahas?
“Kami tidak bisa membiarkan kaum fasis seperti ISIS melempar kaum gay ataupun LGBT dari atas gedung atau dilempari batu hingga mati. Ini adalah persoalan kemanusiaan dan menunjukkan semua orang seharusnya setara,” demikian maklumat TQILA.
Anggota TQILA banyak berperang bersama sayap-sayap militer Partai Pekerja Kurdi (PPK) yang berhaluan Marxis-Leninis-Maois. Sayap militer PPK sendiri ada yang khusus kaum perempuan dan dikenal sangat ditakuti oleh ISIS.
“Peperangan melawan fasis ISIS ini adalah salah satu cara untuk memajukan revolusi di seluruh dunia melawan penjajahan. Kaum perempuan dan LGBT juga adalah komponen revolusi tersebut,” tutur Heval Rojhilat, Juru Bicara IRPGF.
Baca Juga: Yulianis Disebut Pakai Tutup Muka Agar Tak Ketahuan Bohong