Suara.com - Enny Arrow tak pernah sekali pun mengajarkan paham yang dianggap menistakan agama ataupun anti-Pancasila, seperti yang tengah marak dipolemikkan. Namun, sejak era ’80 hingga zaman kiwari, novel-novelnya selalu dianggap tabu diperbincangkan di hadapan publik.
Informasi mengejutkan datang dari Kota Semarang, Jawa Tengah, pekan pertengahan bulan Juli 2017. Novel-novel karya Enny Arrow bakal menjadi topik diskusi sastra terbuka di daerah tersebut.
Konferensi bertajuk 'Diskusi Sastra Erotika, Membaca Enny Arrow' tersebut direncanakan digelar di SurauKami/Kopium Kafe, Jalan Tusam Raya 26, Banyumanik, Semarang, Selasa (25/7/2017) malam.
Baca Juga: Laman Resmi Pemkab Sukabumi Diretas "Hacker"
Namun, diskusi yang diinisiasi Komite Sastra Dewan Kesenian Semarang, OpenMind Community, dan Surau Kami itu tak jadi digelar. Sebabnya, acara itu dilarang aparat kepolisian setempat.
"Dikarenakan adanya pertimbangan dari pihak berwenang, pelaksanaan diskusi erotika ditunda untuk waktu yang belum bisa ditentukan," kata pegiat Dewan Kesenian Semarang sekaligus panitia diskusi itu, Agung Hima, melalui media sosial Facebook.
Kepala Kepolisian Sektor (Kapolsek) Banyumanik Komisaris Retno Yuli mengungkapkan, aparat tidak melarang diskusi tersebut.
“Tapi, kami meminta diskusinya jangan digelar di situ. Kami, prinsipnya, meminta segala kegiatan berbau pornografi seyogyanya tidakdiadakan di wilayah kami,” tutur Retno, Selasa (25/7).
Sekretaris Dewan Kesenian Semarang (Dekase) Daniel Hakiki menuturkan, aparat kepolisian mendatangi lokasi diskusi dan meminta acara itu dibatalkan.
Baca Juga: Ngaku Bertapa, Bule Ini Pingsan Tanpa Busana di Kebun Raya Bogor
Alasannya, Polda Jawa Tengah gelisah, diskusi itu diyakini bakal menimbulkan kegaduhan. Padahal, diskusi itu ingin mengkaji novel-novel Enny Arrow dari sudut pandang sastra, bukan pornografi.