Pak Ogah Direkrut Polisi, Kabar Baik atau Kabar Buruk?

Rabu, 26 Juli 2017 | 06:20 WIB
Pak Ogah Direkrut Polisi, Kabar Baik atau Kabar Buruk?
Pak Ogah di Pasar Minggu [suara.com/Nikolaus Tolen]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Tak banyak yang tahu berapa penghasilan menjadi Pak Ogah. Ternyata memang lumayan. Firman mengaku dari recehan-recehan yang dikumpulkan dari imbalan pengendara mobil, sehari dia bisa membawa pulang Rp80 ribu.

"Ya cukuplah sehari segitu, kan udah makan sama jajan yang lain lah mas. Cukup buat biaya hidup, mumpung masih bujangan mas," ujar Firman.

Pak Ogah bernama Erik (28) juga merespon positif rencana kepolisian. Menurut dia program tersebut bisa mengurangi tingkat pengangguran di Ibu Kota.

"Baik kok, membantu yang pengangguran juga ya. Kan yang jadi parkir - parkir gini karena susah cari kerja mas," kata Erik.

Erik berharap polisi terlebih dahulu mendata jumlah Pak Ogah yang akan diberdayakan. Selain itu, juga mendata titik-titik rawan kemacetan yang nanti akan ditempati Pak Ogah.

"Ya, polisi harus punya data yang suka markir - markir daerah sini lah mas. Kan banyak yang markir disini. Nanti malah yang sudah lama markir nggak dapat kan kasihan," ujar Erik.

Dia berharap pembahasan yang dilakukan polisi cepat selesai dan dijalankan.

"Ya, mudah mudahan sukses mas. Pasti kan Daerah diluar Jakarta pasti contoh di sini kan," ujar Erik.

Ada yang menolak

Tetapi tak semua Pak Ogah bersedia direkrut. Rio, misalnya. Pak Ogah di Jalan Pasar Minggu Raya, Jakarta Selatan, itu, tidak akan mau direkrut karena dia sebenarnya punya pekerjaan utama.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI