Duh, Presiden Venezuela Gunakan Lagu Despacito untuk Propaganda

Ardi Mandiri Suara.Com
Rabu, 26 Juli 2017 | 00:04 WIB
Duh, Presiden Venezuela Gunakan Lagu Despacito untuk Propaganda
Presiden Venezuela Nicolas Maduro. [shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden Venezuela Nicolas Maduro menggunakan istilah dari judul lagu latin hits "Despacito", yang berarti perlahan-lahan, untuk memberi kesan keren pada kongres kontroversial terbarunya, kemudian mendapat kecaman.

Pemerintahan Maduro pada Minggu mempromosikan lagu versi remix "Despacito" untuk mendorong rakyat Venezuela memilih Majelis Konstituante, yang memiliki kuasa untuk menulis ulang piagam nasional dan menggantikan institusi lainnya.

"Panggilan kami pada 'Majelis Konstituante' berusaha untuk menyatukan negara ... Despacito!" demikian lagu remix yang disosialisasikan Partai Sosialis lewat lagu latin tersebut saat pertunjukan televisi mingguan Maduro.

Setelah lagu remix tersebut ditampilkan, tampak seruan dan tepuk tangan riuh saat Maduro mendatangi kerumunan yang terlihat menyetujui Maduro menggunakan lagu tersebut untuk kampanyenya.

Di sisi lain, penyanyi lagu "Despacito" Luis Fonsi dan Daddy Yanke mengatakan bahwa mereka tidak menyetujui lagu mereka digunakan Maduro untuk acara propagandanya.

"Saya tidak mengizinkan penggunaan atau penggubahan lirik "Despacito" untuk ambisi politik, apalagi di tengah situasi menyedihkan negara Venezuela," tulis Fonsi dalam unggahannya di media sosial Instagram.

Dia juga mengatakan bahwa musiknya hanya untuk orang-orang yang mendengarkan dan menikmatinya, bukan untuk propaganda yang mencoba membohongi keinginan masyarakat yang menginginkan kemerdekaannya.

Senada dengan Fonsi, Daddy Yankee mengunggah foto Maduro dengan tanda silang besar di akun Instagram-nya.

"Anda secara ilegal mencocokkan lagu yang tidak sebanding dengan kejahatan yang Anda lakukan dan telah dilakukan di Venezuela. Rezim diktator Anda adalah sebuah lelucon, tidak hanya untuk para saudara saya di Venezuela, tetapi juga untuk seluruh dunia," katanya.

"Dengan rencana pemasaran yang jahat ini, Anda hanya menonjolkan cita-cita fasis Anda yang telah membunuh ratusan pahlawan dan lebih dari 2.000 orang," tambahnya.

Jutaan penduduk Venezuela telah melakukan demonstrasi selama beberapa bulan melawan Maduro, mantan pemimpin serikat pekerja yang terpilih secara terdesaj untuk menggantikan almarhum Hugo Chavez tahun 2013. Sekitar 100 orang tewas dalam kerusuhan tersebut.

Sebuah kritik mengatakan Maduro mencoba memperkuat kediktatorannya dengan mendorong pemilihan Majelis Konstituante pada Minggu. Dia mengatakan hal tersebut merupakan satu-satunya cara untuk membawa perdamaian kembali pada negara tersebut.  [Antara]

REKOMENDASI

TERKINI