Suara.com - Fidelis Arie Sudewarto (36), terpaksa meringkuk di balik jeruji besi hanya lantaran menanam 39 batang ganja untuk mengobati penyakit langka yang mendera sang istri.
Kisah warga Sanggau, Kalimantan Barat, yang sempat viral dan menghebohkan jagat maya tersebut, kini berlanjut di balik tembok Rumah Tahanan Klas IIB Sanggau.
Fidelis, membuat banyak tulisan berisi "curahan hatinya" mengenai kehidupannya di dalam sel, kerinduannya terhadap sang istri (dibuat sebelum istrinya, Yeni Riawati, meninggal) dan dua buah hatinya.
"Semenjak berstatus tahanan dan ditahan di Rutan Kelas IIB Sanggau, saya tidak lagi pernah bertemu kedua anak saya. Apa kabarmu, Upen? Apa kabarmu, Samuel? Maafkanlah papamu ini. Doakan supaya mama kalian cepat sembuh. Bagaimana juga kabarmu, Mama? Sudah makankah hari ini? Siapa yang menyuapi?" tulisnya.
Baca Juga: Penangkapan Fidelis Dipertanyakan Anggota Komisi III DPR
Dalam sebuah tulisan panjang tertanggal 18 Maret 2017, Fidelis juga mencurahkan alasannya menanam puluhan pohon ganja demi mengobati penyakit sang istri.
Berikut tulisan yang mengharukan tersebut:
Dari sekian banyak hasil penjelajahan saya di internet, rata-rata dunia medis yang ada tidak menjanjikan kesembuhan untuk syringomyelia. Peralatan canggih, obat yang bermacam-macam, dan biaya pengobatan yang tinggi tidak menjanjikan kesembuhan. Luka-luka istri saya tidak kunjung sembuh, bahkan semakin banyak, membesar, dan dalam hingga mengeluarkan bau yang menyengat.
Kedua kaki istri saya juga masih lumpuh padahal obat-obat yang diberikan dokter terus dikonsumsi oleh istri saya. Tangan kiri istri saya bahkan menjadi terlipat dan tidak dapat digerakkan lagi. Kondisi istri saya terus memburuk.
Misalnya, suhu tubuh yang tidak stabil, sulit tidur, kateter yang sering sumbat sekitar dua hingga tiga hari, buang air besar (BAB) yang tidak lancar, bahkan sampai dua minggu sekali baru BAB. Istri saya sering muntah ketika makan. Belum lagi permasalahan dari sisi psikologis istri saya yang mengakibatkan istri saya sering menolak untuk diajak berbicara.
Baca Juga: LBH: Kasus Fidelis Sentuh Hati Nurani, Bagaimana Pemerintah?
Yang saya ingat berdasarkan penjelasan dan pengalaman perawatan syringomyelia yang saya dapatkan dari Beth Nguyen dari Amerika Serikat, kelumpuhan pada tangan kiri dan gejala-gejala pada istri saya menunjukkan bahwa cairan yang mengganggu kinerja sumsum tulang belakang istri saya sudah mulai menjalar ke ruas tulang Thorakal T2 yang mengontrol kerja jantung dan paru-paru. Sungguh, saya tidak ingin kehilangan istri saya yang sangat saya cintai....
Kedua kaki dan tangan kiri istri saya masih dalam keadaan lumpuh. Namun, sekitar awal bulan Februari 2017, ketika saya membersihkan tangan sebelah kiri istri saya, saya melihat istri saya mulai dapat menggerakkan jari-jarinya sedikit secara perlahan-lahan dan agak bergetar.
Banyaknya kemajuan pada istri saya membuat saya yakin bahwa apa yang saya pelajari selama ini tentang ganja sebagai obat dari hasil-hasil penelitian para ilmuwan dan peneliti di luar negeri, seperti dari Hebrew University of Jerusalem, University of Haifa, University of California, University of Oxford, California Pacific Medical Center Research Institute, Complutense University of Madrid, Kanazawa University, dan lain-lainnya lagi, bukanlah hanya sekedar teori atau omong kosong.
Harapan saya untuk dapat mengembalikan stamina istri saya supaya kelak dapat dilakukan tindakan medis pun semakin besar. Dalam perkembangan ilmu yang saya pelajari tentang ganja untuk pengobatan dan kemajuan-kemajuan yang terjadi pada istri saya, saya juga melihat bahwa ganja juga berpotensi untuk menyembuhkan istri saya.
Tak ada sedikit pun keinginan saya untuk melawan undang-undang. Saya hanya ingin menyembuhkan dan menyelamatkan istri saya.....