Acara bertema Bulan Patuh Trotoar yang akan diselenggarakan pemerintah Jakarta pada Agustus 2017 akan dimanfaatkan untuk sosialisasi tentang lima ketertiban: tertib hunian, tertib lalu lintas, tertib pedagang kaki lima, tertib demo, dan tertib sampah.
Acara tersebut akan melibatkan para pengendara sepeda motor dan pedagang kaki lima. Sebab dua kelompok ini paling sering melanggar hak pejalan kaki.
"Iya. Bulan Agustus untuk sosialisasi lagi tentang lima tertib, itu kan menyangkut lima tertib, tertib PKL dan tertib berlalu lintas," ujar Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/217).
Acara tersebut bertepatan dengan momentum perayaan hari kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan tiap 17 Agustus.
Djarot telah memerintahkan jajaran untuk tegas dalam menindak pengendara sepeda dan pedagang yang menggusur trotoar. Djarot minta ketegasan -- tak hanya Agustus-- agar perilaku tak terpuji tersebut berubah.
"Tapi kita tetap jaga terus, bukan hanya bulan Agustus doang, bahwa bulan Agustus kita mulai semakin ketat untuk kasih (penindakan) kepada mereka, bulan September tetap, Oktober tetap," katanya.
Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi untuk menertibkan mereka yang menggusur trotoar. Sepeda motor yang melewati trotoar bakal ditilang.
"Ini masalah perilaku dan masalah kedisiplinan. Biar ditangkap di situ, kan ada perdanya, aturan kepolisiannya, dia tidak boleh lewat trotoar," kata Djarot.
Penertiban trotoar merupakan bagian dari upaya mengubah wajah Ibu Kota dari stigma tak aturan menjadi lebih teratur.
Pada saat bersamaan, kata Djarot, Dinas Bina Marga juga meningkatkan kualitas trotoar agar semakin ramah terhadap pejalan kaki dan kaum disabilitas.
"Itu dijaga, diawasi, karena iitu untuk pejalan kaki. Kami menyadari masih banyak kemacetan, tapi kalau mereka semakin tidak tertib, maka itu semakin macet," kata dia.
Acara tersebut akan melibatkan para pengendara sepeda motor dan pedagang kaki lima. Sebab dua kelompok ini paling sering melanggar hak pejalan kaki.
"Iya. Bulan Agustus untuk sosialisasi lagi tentang lima tertib, itu kan menyangkut lima tertib, tertib PKL dan tertib berlalu lintas," ujar Gubernur Jakarta Djarot Saiful Hidayat di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (25/7/217).
Acara tersebut bertepatan dengan momentum perayaan hari kemerdekaan Indonesia yang diselenggarakan tiap 17 Agustus.
Djarot telah memerintahkan jajaran untuk tegas dalam menindak pengendara sepeda dan pedagang yang menggusur trotoar. Djarot minta ketegasan -- tak hanya Agustus-- agar perilaku tak terpuji tersebut berubah.
"Tapi kita tetap jaga terus, bukan hanya bulan Agustus doang, bahwa bulan Agustus kita mulai semakin ketat untuk kasih (penindakan) kepada mereka, bulan September tetap, Oktober tetap," katanya.
Dinas Perhubungan dan Polda Metro Jaya sudah berkoordinasi untuk menertibkan mereka yang menggusur trotoar. Sepeda motor yang melewati trotoar bakal ditilang.
"Ini masalah perilaku dan masalah kedisiplinan. Biar ditangkap di situ, kan ada perdanya, aturan kepolisiannya, dia tidak boleh lewat trotoar," kata Djarot.
Penertiban trotoar merupakan bagian dari upaya mengubah wajah Ibu Kota dari stigma tak aturan menjadi lebih teratur.
Pada saat bersamaan, kata Djarot, Dinas Bina Marga juga meningkatkan kualitas trotoar agar semakin ramah terhadap pejalan kaki dan kaum disabilitas.
"Itu dijaga, diawasi, karena iitu untuk pejalan kaki. Kami menyadari masih banyak kemacetan, tapi kalau mereka semakin tidak tertib, maka itu semakin macet," kata dia.
Upaya tersebut mendapatkan dukungan dari berbagai komunitas masyarakat. Mengubah perilaku main serobot trotoar tidak mudah. Tak jarang, aksi komunitas dilawan oleh pengendara sepeda motor yang tidak mau tertib.
Trotoar buat pejalan kaki
Di berbagai kesempatan, Djarot mengingatkan bahwa pemerintah membangun trotoar untuk pejalan kaki dan penyandang disabilitas, bukan untuk pengguna sepeda motor dan PKL.
"Membahayakan orang lain serta menunjukkan ego yang berlebihan dengan tidak memerhatikan orang lain, terutama pejalan kaki. Kalau seperti itu yang kami bela ya pejalan kaki," kata Djarot.
"Membahayakan orang lain serta menunjukkan ego yang berlebihan dengan tidak memerhatikan orang lain, terutama pejalan kaki. Kalau seperti itu yang kami bela ya pejalan kaki," kata Djarot.
Djarot mendukung masyarakat berani mengingatkan pengendara sepeda motor yang menyerobot hak mereka.
Djarot mengatakan masyarakat mesti mendukung kebijakan pemerintah untuk menciptakan ketertiban dan kenyamanan bersama.
"Kita bangun MRT, trotoar, halte yang panjang biar mereka jalan kaki. Karena warga kalau naik angkot enggak mau turun kalau enggak tepat di depan gangnya," kata Djarot.