Data Pemerintah
Data Riset Kesehatan Dasar menyebutkan, tahun 2013 terdapat 56.000 penderita yang dipasung karena stigma negatif, kurangnya informasi, dan buruknya fasilitas penanganan. Sementara itu, data lain Riset Kesehatan Dasar juga mencatat, pada tahun 2007 terdapat sekitar 1 juta orang yang mengalami gangguan jiwa berat dan 19 juta orang yang menderita gangguan jiwa ringan hingga sedang, dengan jumlah yang terus meningkat secara signifikan.
“Angka-angka tersebut sebenarnya hanyalah puncak gunung es yang menyimpan potensi bahaya laten lain yang lebih besar. Intinya, isu kesehatan mental apabila terus menerus terpinggirkan akan berpengaruh buruk bagi Indonesia. Penurunan produktifitas terbukti berdampak nyata pada perekonomian. DALY (Disability-Adjusted Life Year) atau waktu yang hilang selama setahun dari penderita gangguan mental ternyata 12,5% lebih besar daripada penderita penyakit jantung sistemik dan TBC,” kata Putra.
Langkah Produktif
Lebih jauh, kata Putra, terdapat beberapa langkah produktif yang bisa dilakukan masyarakat dan pemerintah. Pertama, mengurangi stigma negatif terhadap para penderita serta menyadari bahwa para penderita sebenarnya juga merupakan seorang manusia yang layak untuk mendapatkan perhatian dan penanganan yang sesuai.
Kedua, dibutuhkan kepekaan terhadap sanak keluarganya. Bila salah seorang anggota keluarga terlihat memiliki beberapa gejala yang mengarah pada gangguan mental.
“Deteksi dini gangguan mental menjadi langkah penting yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi agar kondisi penderita tidak semakin buruk,” kata Putra.
Ketiga, menyediakan waktu untuk mendengarkan dengan tulus dan mengajak kerabat untuk berkonsultasi ke psikolog menjadi langkah awal penanganan.
Keempat, kesadaran bahwa kondisi gangguan mental sama pentingnya dengan kondisi gangguan fisik perlu ditingkatkan. Berkaitan dengan itu, pemerintah dapat memberikan sosialisasi dan edukasi tentang gangguan mental untuk mengurangi stigma dan salah persepsi yang sering disematkan masyarakat kepada penderita.
Kelima, penyediaan fasilitas dan kualitas penanganan penderita juga perlu diperhatikan agar penanganan menjadi lebih maksimal. Sudah saatnya alokasi dana tidak hanya berfokus untuk kesehatan fisik, tetapi juga kesehatan mental, mengingat banyak riset yang menyatakan bahwa sebagian besar masalah kesehatan fisik berakar pada masalah mental.