Suara.com - Pasukan keamanan Israel menggerebek rumah warga Palestina yang diduga telah menikam tiga warga Israel dan membatasi pergerakan warga Palestina di desa Tepi Barat.
Seorang juru bicara militer Israel mengatakan bahwa pasukan keamanan "mensurvei rumah penyerang di desa Khobar, mencari senjata dan menyita uang yang digunakan untuk tujuan teror. Saudara laki-laki penyerang itu juga ditangkap."
Menurutnya, pergerakan militer di desa tersebut hanya akan terbatas pada kasus kemanusiaan saja.
Enam orang tewas pada hari Jumat (21/7/2017) dalam rangkaian kekerasan berdarah Israel-Palestina selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Jokowi Kecam Pembatasan Akses ke Masjid Al-Aqsa Oleh Israel
Tiga orang Israel ditikam sampai mati di sebuah pemukiman Yahudi di Tepi Barat yang diduduki Israel, beberapa jam setelah tiga orang Palestina terbunuh oleh tentara Israel di Yerusalem.
Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah memerintahkan penghentian semua kontak resmi dengan Israel sampai mereka memindahkan detektor logam di lokasi umat Islam salat di masjid al-Aqsa.
Mahmoud tidak memberikan rincian, tapi hubungan dengan Israel sebagian besar terbatas pada kerja sama keamanan.
Ketiga orang Israel ditikam sampai mati dan yang keempat terluka berada di pemukiman di Tepi Barat.
Penyerang bernama Omar Alabed, 20 tahun, ditembak dan dibawa ke rumah sakit untuk dirawat, kata militer Israel.
Baca Juga: Pascabentrok Berdarah, Mahmoud Abbas Bekukan Kontak dengan Israel
Alabed memposting sebuah tulisan di Facebook sebelum serangan terjadi.
"Saya pergi ke sana dan saya tahu saya tidak akan kembali ke sini, saya akan pergi ke surga. Betapa kematian yang manis demi Tuhan, nabi-Nya dan masjid al-Aqsa," tulis Alabed.