Suara.com - Presiden Joko Widodo berpidato dalam acara Kongres Pancasila IX di Gedung Balairung Universitas Gadjah Mada (UGM), Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sabti (22/7/2017).
Saat berpidato, seperti biasa, sang presiden juga memberikan pertanyaan kuis kepada mahasiswa universitas almamaternya tersebut.
Namun, tidak seperti kuis-kuis terdahulu, Jokowi kali ini meningkatkan jumlah jawaban yang harus diutarakan secara benar oleh peserta, yakni dari 5 menjadi 10.
"Kalau jawabannya Cuma 5 gampang banget. Nah, untuk mahasiswa UGM, harus bisa memberikan 10 jawaban,” tantang Jokowi.
Baca Juga: Besuk Mantan Gubernur Jakarta, Sandiaga: Dia Dulu Sosok Penting
Seorang mahasiswa UGM bernama Heri Kristanto Boeboe mendapat kesempatan menjawab kuis Jokowi.
Presiden memberikan tantangan kepada Heri untuk menyebutkan 10 suku bangsa yang eksis di Indonesia.
Meski sempat terbata-bata, Heri bisa memberikan contoh 10 suku bangsa Indonesia.
Namun, tak seperti biasa, seusai Heri menjawab pertanyaan itu, Jokowi tak memerintahkan mahasiswa itu untuk mengambil sepeda sebagai hadiah.
Jokowi hanya mengajak Heri berfoto bersama. Karena tidak merasakan tanda-tanda mendapat sepeda, Heri spontan bertanya kepada presiden.
Baca Juga: Ingin Damaikan Keributan, Dua Polisi Justru Luka Dianiaya
”Aku enggak dapat sepeda Pak?” tutur Heri.
Terkejut mendengar pertanyaan itu, Jokowi lantas meminta ajudannya mencatat identitas diri si mahasiswa.
”Iya, nanti saya kirim sepeda ya. Catat ini,” tutur Jokowi kepada stafnya.
Mendengar pernyataan Jokowi itu, Heri dan seluruh peserta kongres tertawa dan bertepuk tangan.
Tangga Keramat UGM
Selain melontarkan kuis, Jokowi juga sempat menuturkan kisah nostalgia ketika dirinya masih menjadi mahasiswa UGM.
"Memasuki halaman yang kita pakai untuk acara ini saya ingat. Ingat kalau pagi-pagi datang kuliahnya belum dimulai, saya belajarnya di bawah pohon di sebelah ini," kata Jokowi seperti dilansir Antara.
Jokowi lantas menunjuk salah satu titik lokasi tempat dia belajar di kawasan itu, yaitu tangga depan Balairung UGM.
Dia bahkan sempat berkelakar mengenai kawasan yang sering dijadikannya sebagai tempat "nongkrong".
"Jadi, kalau mau jadi presiden, belajarnya di situ, di tangga itu. Tangga keramat itu," tuturnya disambut tawa hadirin.
Dalam sambutannya, Jokowi juga menyinggung soal perkembangan teknologi di dunia yang berubah begitu pesat mulai dari transportasi hingga keuangan dan media. Menurut dia, generasi Y yang hadir sudah menggunakan kecanggihan teknologi secara digital.
Generasi Y, tambah Jokowi, menjadi sumber daya manusia dan berpotensi untuk dikembangkan sekaligus pasar yang besar.
Jokowi mengingatkan agar perubahan-perubahan itu jangan sampai menggerus karakter bangsa.
"Pancasila itu sangat-sangat penting sekali untuk memperkuat karakter bangsa Indonesia. Sangat penting sekali dan kita bersyukur kita sekarang sudah punya Pancasila dan kita bersyukur bahwa komitmen kita berpancasila sudah bulat," jelasnya.
Seusai menghadiri Kongres Pancasila, Jokowi bersama Ibu Negara Iriana Joko Widodo menghadiri pembukaan Rapat Koordinasi Pimpinan Nasional PGRI di Hotel Sahid Jaya, Kabupaten Sleman.