Dimusuhi AS dan PBB, Ekonomi Korea Utara Justru Maju Pesat

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 21 Juli 2017 | 15:12 WIB
Dimusuhi AS dan PBB, Ekonomi Korea Utara Justru Maju Pesat
Ketua Dewan Rakyat Korea Kim Jong Un tengah bercengkerama dengan murid-murid taman kanak-kanak. [KNS / KCNA / AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Mayoritas negara di dunia meyakini, jika ingin perekonomiannya tumbuh pesat dan rakyatnya sejahtera harus mengikuti pola perekonomian Barat yang kapitalistik.

"Resep" perekonomian ala Barat tersebut misalnya swastanisasi beragam sektor perekonomian, skema anggaran defisit untuk mengundang investor asing serta mendapatkan utang luar negeri.

Namun, Republik Demokrasi Rakyat Korea—nama resmi Korea Utara (Korut)—justru membuktikan "resep" perekonomian ala Barat tersebut bukan satu-satunya jalan untuk memajukan perekonomian.

Baca Juga: Cueki Trump, Istri PM Jepang Pura-pura Tak Bisa Bahasa Inggris

Ketika Korut mendapat bermacam-macam sanksi ekonomi dan politik dari Amerika Serikat dan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), pertumbuhan perekonomian mereka justru pesat.

Bahkan, seperti yang diberitakan Agence France-Presse, Jumat (21/7/2017), Bank Sentral Korea Selatan (The Bank of Korea; BOK) melansir data laju kecepatan pertumbuhan ekonomi Korut tahun 2016 terbilang pesat dalam kurun waktu 17 tahun terakhir.

BOK setiap tahun merilis data pertumbuhan perekonomian Korut berdasarkan data kompilasi swasta, karena Korut sendiri tak pernah merilis data tersebut.

"Produk domestik bruto (PDB; gross domestic product) Korut tahun 2016 tumbuh 3,9 persen. Pertumbuhan itu tercepat sejak 1999 yang kala itu mencapai 6,1 persen," demikian pernyataan BOK.

Dalam ukuran uang Dolar, PDB Korut pada tahun 2016 mencapai USD28,50 miliar. Korut juga ternyata giat melakukan ekspansi ekonomi berdasarkan semakin meningkatkan produk pertambahan dan energi.

Baca Juga: Dunia Bawah Laut Temuan Tim Pencari MH370, Ini Foto dan Videonya

Persentase ekspor barang dagangan Korut—terutama ke Tiongkok—juga maju pesat. Tahun lalu, persentase ekspor produk dagang mereka ke Tiongkok saja mencapai 4,6 persen.

Sementara persentase Korut dalam kegiatan impor, terutama untuk komoditas tekstil dan produk pembangkit, mencapai 4,8 persen atau USD3,73 miliar.

Kepemilikan atas kekayaan alam, kemajuan alat teknologi tinggi, dan sumber daya manusia yang mumpuni juga ditunjukkan Korut melalui pesatnya peningkatan persentase eksplorasi sektor pertambangan dan manufaktur.

Pada tahun 2016, sumbangan sektor pertambangan dan manufaktor untuk perekonomian Korut mencapai 33,2 persen.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI