Suara.com - Bagi sebagian publik, nama Idham Azis tidak begitu familiar. Idham Azis merupakan jenderal polisi bintang dua atau Inspektur Jenderal yang banyak berkecimpung di dunia reserse dan kriminal, termasuk menghadapi jaringan teroris.
Kapolri Jenderal Tito Karnavian menerbitkan Surat Telegram Rahasia Nomor : STR/1768/VII/2017 tertanggal 20 Juli 2017 terkait mutasi 51 perwira tinggi dan menengah.
Pada surat telegram rahasia itu tertera nama Idham Azis sebagai Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan Mabes Polri akan mengisi jabatan baru sebagai Kapolda Metro Jaya menggantikan Irjen M. Iriawan yang akan dipromosikan menjadi Asisten Operasi Kapolri.
Sebagai anggota Detasemen 88 Antiteror Mabes Polri, Idham tercatat memiliki kemampuan pada antiterorisme salah satu prestasi yang ditorehkan yakni menembak mati Doktor Azhari dan kelompoknya di Batu, Malang, Jawa Timur, pada 9 November 2005.
Saat itu, Kapolri Jenderal Sutanto menganugerahi penghargaan kenaikan pangkat luar biasa kepada Idham Azis bersama rekan sejawatnya Tito Karnavian yang saat ini menjabat Kapolri, Petrus Reinhard Golose dan Rycko Amleza Dahniel.
Mantan Komisioner Komisi Kepolisian Nasional Edi Hasibuan menyatakan Idham merupakan perwira tinggi kepolisian yang mengetahui banyak soal terorisme.
"Dia mantan Wakadensus 88 Antiteror banyak pengalaman memberantas berbagai aksi teror," ujar Direktur Eksekutif Pusat Kajian Kepolisian Indonesia dikutip dari Antara.
Idham lulus Akademi Kepolisian pada 1988 langsung menjadi anggota Pamapta Polres Bandung Polda Jawa Barat, setahun kemudian menjabat Kaur Binops Lantas Polres Bandung, Kapolsek Dayeuh Kolot Polres Bandung, Kapolsek Majalaya Polres Bandung, Kanit VC Reserse Umum Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Wakasat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya (2001).
Pada 2002, perwira menengah Sespim Dediklaf Polri, Kasat I Ditreskrimsus Polda Metro Jaya, Kasat III Ditreskrimum Polda Metro Jaya, Waka Polres Metro Jakarta Barat (2004) dan Irbidops Itwasda Polda Sulawesi Tengah.
Karena memiliki kemampuan yang menonjol pada reserse dan kriminal umum, Idham dipercaya menjabat Kanit Riksa Subden Investigasi Densus 88 Antiteror pads 2005.