Suara.com - Seorang bocah bernama Rizky Agung Bayu Saputra, warga Kelurahan Sukun, Kota Malang, Jawa Timur, menangis karena dilarang masuk ke kelas pada hari pertama masuk SMP Negeri 12.
Bayu mengatakan, dewan guru melarangnya masuk ke kelas karena “kursi” miliknya sudah dialihkan untuk siswa anak berkebutuhan khusus (ABK).
Padahal, putra dari seorang ayah yang bekerja sebagai juru parkir itu sudah dinyatakan diterima bersekolah di SMP tersebut.
Tangisan dan pengakuan Bayu itu terekam video amatir yang diunggah dan langsung viral di media sosial sejak Rabu (19/7/2017).
Baca Juga: Usai Salat Isya, Imam Besar Masjid Al Aqsa Ditembak Polisi Israel
Dalam video berdurasi 2 menit itu, Bayu yang masih memakai seragang putih-merah SD itu tampak menangis terisak-isak karena dilarang masuk kelas karena kursinya sudah dipakai siswa lain.
Video itu kali pertama diunggah dan disebar oleh akun Facebook Agustinus Tedja.
Kepala SMPN 12 Kota Malang Syamsul Arifin, setelah video itu beredar, membantah memaksa Bayu tak masuk kelas karena kursinya sudah diberikan kepada yang lain.
“Kronologinya seperti ini. Kami mendapat pagu kuota siswa baru dari dinas pendidikan setempat sebaganyak 248 orang. Tapi karena banyak yang daftar, kuota kami ditambah,” terangnya.
Tanpa menyebutkan rincian penambahan kuota, Syamsul mengatakan kuota tambahan itu hanya tersisa dua kursi setelah dikurangi jatah untuk siswa ABK.
Baca Juga: Demi Bayi Lelaki, Istri Dipaksa Suami 4 Kali Aborsi hingga Tewas
Setelah tersisa hanya dua kursi, Jaringan Kemanusiaan Jawa Timur melalui Disdik setempat mengajukan lima calon siswa untuk diterima bersekolah di SMP tersebut pada Selasa (18/7/2017), yakni saat hari kedua masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).