Suara.com - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI sedang mengupayakan pemulangan gadis Indonesia berusia 15 tahun, yang ditemukan aparat keamanan Turki di dekat perbatasan negara mereka dan Suriah.
Gadis tersebut dijual orangtuanya kepada gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), dan ditemukan dalam sebuah “save house” jaringan teroris itu di Turki.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Arrmanatha Nasir dalam press briefing di Jakarta, Kamis (20/7/2017), mengatakan tim KBRI Ankara pada 18 Juli telah bertemu dengan WNI tersebut di suatu panti asuhan di kota Adana, sekitar 500 km dari Ankara, Ibu kota Turki.
Baca Juga: Heboh, Tim Pencarian MH370 Tak Sengaja Temukan Dunia Bawah Laut
WNI tersebut dalam kondisi baik, dan tidak dalam keadaan hamil, seperti yang dikabarkan.
"Kami sedang berupaya untuk memenuhi keinginan yang bersangkutan. Yang bersangkutan ingin segera kembali ke Indonesia," kata Arrmanatha, seperti diberitakan Antara.
Pihak KBRI juga telah bertemu dengan pemerintah wilayah setempat, dan mengharapkan agar proses investigasi dipercepat supaya WNI tersebut bisa diserahkan ke KBRI agar bisa dipulangkan ke Indonesia.
Gadis berinisial RFR, seperti dilansir Hurriyet Daily News, menjadi budak seks dan dikurung di sebuah rumah di Provinsi Adana, Turki.
RFR ditemukan oleh satu tim kepolisian antiteror Turki yang melakukan investigasi di sebuah rumah milik anggota ISIS berinisial SY, Jumat (7/7/2017).
Baca Juga: "Despacito" Jadi Lagu 'Haram' di Malaysia
Dalam investigasi tersebut, tim itu mendapati fakta RFR dibeli gerombolan ISIS dari orangtuanya yang berada di Istanbul. Ia dipaksa melayani nafsu bejat bandit ISIS yang beroperasi di Turki.