Otak Pemalsuan Surat Jokowi Spesialis Penipuan Lintas Negara

Rabu, 19 Juli 2017 | 21:24 WIB
Otak Pemalsuan Surat Jokowi Spesialis Penipuan Lintas Negara
Ilustrasi surat palsu. [Shutterstock]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

 Wakil Direktur Reserse Kriminal Khusus Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Akhmad Yusep Gunawan menyebut Kaba Souleymane (46), otak pemalsuan surat yang mencatut nama Presiden Joko Widodo merupakan pelaku penipuan lintas negara.

"Kaba ini spesialis penipuan lintas negara, dia ke sini dalam rangka membuat konsep penipuan dan Kaba lah merancang konsep penipuan yaitu dengan membuat surat seolah-olah dari kepresidenan dengan tanda tangan Presiden," kata Akhmad di Polda Metro Jaya, Rabu (19/7/2017).

Akhmad menyampaikan modus pemalsuan surat Jokowi yang dikirim ke 51 pimpinan perusahaan BUMN itu intinya untuk mencari keuntungan.

Baca Juga: Ini Surat Jokowi Tunjuk Budi Gunawan Gantikan Sutiyoso

Adapun isi surat palsu Jokowi yang dikirim melalui jasa pengiriman barang yakni menyampaikan ucapan terimakasih atas dukungan yang diberikan hingga Jokowi menjabat sebagai presiden. Dalam surat palsu disertai logo Garuda Pancasila dan tanda tangan mirip Jokowi juga tertulis permintaan agar mendukung Jokowi dalam Pemilihan Umum 2019 mendatang.

"Kaba yang membuat konsep ini yaitu membuat surat untuk menipu, makanya sasarannya para pimpinan BUMN," katanya.

Untuk melancarkan aksi penipuan tersebut, kata dia, warga asal Guniea, Afrika itu mengajak rekannya, Daniel Douglas (31), warga Liberia dan istrinya bernama Ria Situmorang (26).

"Kedatangannya ke sini dalam rangka kunjungan, padahal diminta untuk melakukan penipuan. Douglas di sini, mulai dari tahun 2014," katanya.

Akhmad juga menyampaikan para pelaku menggunakan visa kunjungan untuk bisa keluar-masuk Indonesia.

Baca Juga: DPR Tunda Bacakan Surat Jokowi Tunjuk Tito, Ada Masalah Apa?

"Dia di sini pakai visa kunjungan, namun pertiga bulan ke Malaysia kembali lagi ke Indonesia, keluar negeri lagi 1 bulan ke Indonesia," kata Akhmad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI