Mensos Peringatkan Bahaya ISIS Menyasar Pelajar

Sabtu, 15 Juli 2017 | 22:40 WIB
Mensos Peringatkan Bahaya ISIS Menyasar Pelajar
Menteri Sosial (Mensos) Khofifah Indar Parawansa memberikan pengarahan dalam kegiatan Bimbingan Teknis Layanan Dukungan Psikososial Tahun 2017 di Jakarta, Rabu (17/5/2017). [Suara.com/Oke Atmaja]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa memperingatkan gerakan antipancasila dan radikalisme menyasar ke kalangan pelajar dan mahasiswa.

Dia memaparkan sejumlah survei memaparkan hasil yang cukup mencengangkan soal sasaran ISIS.

Penelitian antara lain dari Saiful Mujani yang menyebutkan benih radikalisme di kalangan remaja Indonesia dalam tahap mengkhawatirkan. Sebanyak 6,12 persen menyatakan setuju bahwa pengeboman yang dilakukan Amrozi cs karena merupakan perintah agama.

Sebanyak 40,82 persen responden menjawab bersedia dan 8,16 persen responden menjawab sangat bersedia melakukan penyerangan terhadap orang atau kelompok yang dianggap menghina Islam.

Baca Juga: Polisi Papua Tangkap 8 Terduga ISIS

"Umumnya pelajar yang dimaksud siswa SMA dan mahasiwa atau di kalangan perguruan tinggi. Bahaya kalau ini terus dibiarkan," ujar Khofifah saat silaturahim dan halal bihalal di Yayasan Taman Pendidikan Sosial NU Khadijah, Kota Surabaya, Sabtu (15/7/2017).

Sementara survei Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) disebutkan ada 9,2 persen responden yang setuju NKRI diganti menjadi negara khilafah atau negara Islam. Ada pun dalam survei Wahid Foundation, lanjut Khofifah, sebanyak 7,7 persen responden bersedia melakukan tindakan radikal bila ada kesempatan dan sebanyak 0,4 persen justru pernah melakukan tindakan radikal.

Khofifah mengatakan, angka yang disebutkan tersebut mungkin terbilang kecil. Namun demikian, tetap merupakan suatu ancaman. Karena bukan tidak mungkin jumlahnya semakin besar dan menganggu stabilitas keamanan dan politik bangsa.

'Bom waktu' Khofifah khawatir, lantaran yang disasar adalah pelajar dan remaja yang masih dalam tahap perkembangan, maka bisa jadi benih-benih radikalisme yang tertanam menjadi bom waktu di masa mendatang.

Menurut dia, paham tersebut disebarkan antara lain oleh guru atau pengajar yang berafiliasi atau bersimpati terhadap organisasi yang berkeinginan mengganti Pancasila dengan ideologi transnasional. Arahnya adalah doktrinisasi anak-anak untuk mendukung khilafah.

Baca Juga: Emir ISIS Afghanistan Tewas Dibunuh Petempur AS

"Pergerakan mereka tidak statis. Penyebaran pengaruh juga dilakukan dengan serangkaian perekrutan anggota baru, pelatihan dan pendidikan kader yang dilakukan secara masif," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI