Suara.com - Polda Metro Jaya ternyata masih memunyai “PR” kasus-kasus besar yang belum terselesaikan. Setidaknya, terdapat dua kasus kriminal besar yang hingga kekinian belum terungkap.
Satu di antara kasus tersebut adalah, pembunuhan Mahasiswa Universitas Indonesia, Akseyna Ahad Dori (18). Akseyna ditemukan tewas di Danau Kenanga, UI, pada 26 Maret 2015.
Sementara satu kasus lain yang juga belum terungkap adalah, pembunuhan mahasiswi Universitas Esa Unggul Jurusan Industri angkatan 2016, bernama Tri Ari Yani Puspo Arum (22). Perempuan itu ditemukan tewas bersimbah darah di kamar mandi rumah kos, Jalan Kebon Jeruk, RT 8, RW 11, Jakarta Barat, pada 9 Oktober 2017.
Baca Juga: Kasus RS Udayana, Sandiaga Uno Kembali Diperiksa KPK
Bagaimana perkembangan dua kasus pembunuhan tersebut yang sempat menyedot perhatian publik?
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono mengatakan, polisi kekinian masih terus melakukan penyelidikan terhadap kasus-kasus tersebut.
"Iya sampai sekarang penyelidikan kami masih berjalan ya," kata Argo saat dihubungi, Jumat (14/7/2017).
Namun, dia tak menampik bahwa tak semua kasus bisa diungkap polisi secara cepat. Menurutnya, kecepatan mengungkap kasus itu ditentukan barang bukti yang diperoleh penyidik di lapangan.
"Ya, memang penanganan kasus itu ada yang cepat, ada yang lambat. Tergantung situasi di lapangan. Ada juga kasus yang sudah tiga tahun baru terungkap, lima tahun baru terungkap. Artinya situasi di lapangan jadi titik cepat atau tidaknya (pengungkapan kasus). Itu, intinya di situ," kata Argo.
Baca Juga: Diperiksa KPK saat 'Jumat Keramat', Ketua DPR Masih Bisa Senyum
Secara terpisah, Kapolresta Depok Komisaris Besar Herry Heryawan menuturkan, pihaknya juga belum bisa mengungkap pembunuh Akseyna yang terjadi di wilayahnya.
Menurutnya, penyidik sejauh ini masih merangkai sejumlah barang bukti dari lokasi awal kasus pembunuhan tersebut.
"Kasus Akseyna belum terungkap kan. Tidak semua orang bisa mengungkap. Itu kan dari penanganan TKP awal, bagaimana kami mengurus, apa yang kita cari rangkaian ini," kata Herry.
Untuk mengungkap misteri kasus pembunuhan Akseyna yang sudah genap dua tahun ini, Herry menganalogikan seperti kerja seorang sutradara membuat karya film.
"Ungkap kasus kan kayak membuat film. Film yang diambil dari kejadian terdahulu, terus diungkap. Kan tidak semuanya, di kota-kota besar itu banyak banget kasus (yang belum terungkap) kan," katanya.
Para orangtua korban hingga kini masih menunggu perkembangan dari polisi untuk mengungkap kasus pembunuhan yang menimpa anak-anak mereka.
Ayahanda Akseyna, Kolonel Dinas Khusus Angkata Udara Mardoto terus mengenang kepergian Akseyna yang mengambil jurusan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam di UI.
"Anak saya kan sebenarnya anak yang kalem, tidak banyak bermusuhan atau punya musuh," kata Mardoto, Senin (27/3/2017).
Mardoto meyakini anaknya merupakan korban pembunuhan. Dia curiga dengan salah satu rekan Akseyna.
"Jadi kami lihat kemungkinan besar, karena ada di dalam UI dan lingkungan berada di lingkungan kampus, kalau nggak di dalam kampus ya di kos. Artinya pelaku orang yang mengenal dan dikenal anak saya. Kemungkinan dari kami begitu," nilainya.
Meski begitu, Mardoto memercayai polisi akan mengungkap penyebab kematian putranya.
"Tentang kasusnya, kami mengharapkan polisi untuk terus melakukan penyidikan, karena itu memang tugasnya dan makin ditingkatkan," harapnya.
Kasim Effendi, ayahanda Puspro Arum juga masih menanti hasil penyelidikan kasus pembunuhan anak perempuannya.
Saat dihubungi Suara.com, Senin (27/3/2017). Kasim mengaku belum puas dengan kinerja polisi yang belum mengungkap kasus tersebut. Bahkan, dirinya mengaku tidak pernah putus asa menanyakan perkembangan penyelidikan di kepolisian.
"Saya mau tahu perkembangannya. Bagaimana pak, keluarga saya rasanya udah. Aduh gimana rasanya," tuturnya.