Kisah Megawati Ketika Berantem dengan Gus Dur

Reza Gunadha Suara.Com
Jum'at, 14 Juli 2017 | 08:44 WIB
Kisah Megawati Ketika Berantem dengan Gus Dur
Megawati Soekarnoputri ketika masih menjadi Wakil Presiden RI tengah memberikan permen kepada Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid di Jakarta, 6 Juni 2001. [Weda/AFP]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Presiden kelima RI Megawati Soekarnoputri mengakui kerapkali berselisih paham dan berantem dengan Presiden keempat RI Abdurrahman Wahid atau beken dengan sebutan Gus Dur.

Ketika berpidato dalam acara "Halaqah Nasional Alim Ulama" Majelis Dzikir Hubbul Wathon di Hotel Borobudur, Jakarta Pusat, Kamis (13/7/2017), Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) itu menceritakan sebuah kisah ketika dirinya berantem dengan Gus Dur.

"Saya senang bisa berteman dengan para ulama. Baik dari NU (Nahdlatul Ulama) dan lainnya. Wah, apalagi dengan Gus Dur. Saya suka berantem dengan beliau,” tutur Megawati ketika berpidato.

Megawati yang pernah menjadi Wakil Presiden Gus Dur mengatakan, dirinya tak mau bertatap muka dengan sang kiai kalau keduanya tengah barantem.

Baca Juga: PM Pakistan Terancam Lengser Hanya karena 'Font' Microsoft Word

Ia menuturkan, kalau sedang berantem, Gus Dur pasti lebih dulu berinisiatif mendinginkan suasana. “Sebab, kalau sedang berantem, saya tahu pasti akan ‘menang’,” tukasnya sembari senyum.

Megawati juga mengungkapkan, mendiang Gus Dur memunyai cara unik untuk berbaikan dengan dirinya.

Gus Dur, tutur Mega, kerapkali mendatangi kediaman pribadinya untuk mencairkan suasana tatkala keduanya berselisih.

Sang kiai tak pernah lebih dulu memberitahukan perihal kedatangannya. Gus Dur baru menelepon Megawati kalau sudah berada di depan gerbang rumah.

“Kalau sedang berantem, beliau pasti lebih dulu telepon. ‘Mbak lagi opo?’ Lalu saya jawab, ‘lagi di rumah mas’. Setelahnya dia bilang, ‘oh, kalau begitu bikinkan saya nasi goreng ya. Saya sudah di depan rumah nih’,” kenang Megawati.

Baca Juga: TKI Ditemukan Tewas Tergantung di Jendela Rumah Majikannya

”Ya akhirnya, terpaksa saya bikinkan nasi goreng. Itulah kenangan saya bersama kiai. Beliau lah yang mengenalkan saya kepada kehidupan para ulama,” tambahnya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI