Suara.com - Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), pada akhir tahun 2016 telah menyelesaikan pembangunan Bendungan Teritip, di Provinsi Kalimantan Timur. Bendungan yang dimulai pembangunannya sejak 2014 tersebut memiliki luas genangan 94,80 hektare (ha), dengan kapasitas 2,43 juta meter kubik. Saat ini bendungan dalam tahap pengisian atau impounding dan ditargetkan dapat beroperasi tahun ini.
Salah satu manfaat utama dari bendungan tersebut yakni menambah pasokan air baku Kota Balikpapan sebesar 250 liter/detik, dari saat ini sebesar 1.000 liter/detik, yang dipasok dari Bendungan Manggar. Kebutuhan air baku Kota Balikpapan sendiri mencapai 1.600 liter/detik.
"Bendungan memiliki dua pompa, dimana satu pompa sebagai pompa cadangan. Air dari bendungan dialirkan menggunakan pompa ke PDAM," tutur Menteri PUPR, Basuki Hadimuljono, beberapa waktu lalu.
Guna mendukung pemanfaatan bendungan tersebut, tahun ini juga tengah dilaksanakan pembangunan Instalasi Pengolahan Air (IPA) Teritip di atas lahan seluas 5 ha yang akan rampung pada 2018. Selain berasal dari Bendungan Teritip sebesar 250 liter/detik, air baku bagi IPA Teritip juga akan dipasok dari Embung Aji Raden sebesar 150 liter/detik.
Infrastruktur lainnya yang menjadi prioritas pembangunan di Kaltim adalah jalan tol Balikpapan-Samarinda sepanjang 99,35 kilometer (km), yang memiliki nilai investasi sebesar Rp 9,97 triliun. Pembangunan jalan tol ini dilakukan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT), yaitu PT Jasa Marga Balikpapan-Samarinda dan mendapatkan dukungan dari Pemerintah Pusat dan Provinsi.
Jalan tol ini terbagi menjadi 5 seksi, dimana pekerjaan Seksi I ruas KM 13 Balikpapan-Samboja, Seksi II ruas Samboja-Palaran I, Seksi III ruas Samboja-Palaran II, Seksi IV ruas Palaran-Jembatan Mahkota, dan Seksi V ruas Balikpapan-Sepinggan.
Dari lima seksi yang ada, Kementerian PUPR dan Pemerintah Provinsi Kaltim memberikan dukungan pembangunan konstruksi seksi 1 dan seksi 5, sehingga proyek jalan tol tersebut layak secara finansial. Sementara untuk seksi 2,3 dan 4 menjadi tanggung jawab BUJT, yaitu PT. Jasa Marga Balikpapan-Samarinda.
Untuk Seksi 1 ruas KM 13 Balikpapan-Samboja sepanjang 22,03 km, konstruksinya menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kaltim sebesar Rp 1,5 triliun dan APBN sebesar Rp 271 miliar, dimana Rp 79,881 miliar diantaranya dialokasikan untuk pembangunan Jembatan Manggar. Secara keseluruhan, untuk Seksi 1, progress fisik telah mencapai 62 persen sedangkan progress pembebasan lahannya mencapai 99 persen dan ditargetkan bisa rampung tahun ini.
Untuk pembangunan jembatan Sungai Manggar yang menjadi bagian dari Seksi 1 jalan tol tersebut juga terus dikebut pelaksanaannya oleh Balai Pelaksana Jalan Nasional XII, Direktorat Jenderal Bina Marga. Saat ini, progress fisiknya telah mencapai 77,01 persen dan ditargetkan selesai November 2017.
Sedangkan untuk Seksi 5 (Bandara Sepinggan-Balikpapan KM 13) sepanjang 11,09 km, dengan anggaran pinjaman dari Pemerintah China sebesar Rp 848,55 miliar dan ditargetkan selesai pada 2018. Saat ini progress fisiknya telah mencapai 6,2 persen dan pembebasan lahan telah mencapai 58,5 persen. Untuk mempercepat penyelesaian pembebasan lahan juga digunakan skema dana talangan dari Lembaga Manajemen Aset Negara (LMAN).
Pembangunan jalan tol Balikpapan-Samarinda sangat penting untuk menghubungkan dua kota terbesar di Kalimantan tersebut.
“Jalan tol tersebut akan menjadi urat nadi yang dapat meningkatkan mobilitas dan kapasitas jaringan jalan guna melayani lalu lintas di koridor jalan Trans Kalimantan,” tutur Menteri Basuki.
Dengan adanya jalan tol ini, diperkirakan akan dapat mempersingkat waktu tempuh dari Balikpapan ke Samarinda dari 3 jam menjadi 1 jam perjalanan.
(** Artikel ini merupakan kerja sama Kementerian PUPR dan Suara.com)