Suara.com - Pemerintah Uni Emirat Arab (UEA) menuduh Al Jazeera, kantor berita berbasis di Qatar, sebagai corong propaganda anti-Yahudi dan diskriminasi berdasarkan agama.
Tuduhan tersebut dilontarkan UEA setelah mereka, Arab Saudi, dan sejumlah negara Arab lainnya memutuskan hubungan diplomatik dengan Qatar.
Perseteruan mereka dengan Qatar didahului oleh siaran Al Jazeera yang memuji Iran—musuh bebuyutan Arab Saudi.
Baca Juga: Mantan Presiden Brasil Dihukum 9,5 Tahun Penjara karena Korupsi
Pernyataan pemerintah UAE tersebut, seperti dilansir Agence France-Presse, Rabu (12/7/2017), dilakukan setelah Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menilai seruan negara-negara koalisi Arab Saudi agar Al Jazeera ditutup merupakan bentuk pelanggaran kebebasan berekspresi.
Namun, Menteri Luar Negeri UAE Anwar Gargash, membantah penilaian PBB itu yang tertuang dalam surat resmi dan ditandatangi oleh ketua komisi HAM PBB Zied Ra'ad Al Hussein.
"Al Jazeera mempromosikan kekerasan anti-Yahudi melalui siarannya yang menampilkan pemimpin Ikhwanul Muslimin Yusuf al-Qardawi," tutur Anwar.
Anwar mengungkapkan, al-Qardawi dalam program acaranya di Al Jazeera memuji Adolf Hitler—gembong Nazi Jerman.
"Al-Qardawi melalui Al Jazeera juga menyatakan pemusnahan massal kaum Yahudi pada masa Nazi adalah hukuman Tuhan. Dia juga meminta Tuhan membunuh setiap Yahudi," terangnya.
Baca Juga: Ulama Lebanon dan Politikus Suriah Berkelahi saat Siaran Langsung