Suara.com - Kematian Abu Bakr al-Baghdadi ternyata berbuah malapetaka bagi gerombolan teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).
Selain tentaranya semakin mudah dikalahkan, ISIS juga mengalami perpecahan internal setelah kematian bos besarnya tersebut.
Termutakhir, seperti dilansir Iraqi News, Rabu (12/7/2017), "Kekhalifahan" Tal Afar, kota di sebelah barat Mosul, Irak, menyatakan keluar dari ISIS.
Baca Juga: Djarot: Pak Ahok Masih Baik, Marah-marah Dulu Baru Ganti Pejabat
Mereka lantas memproklamasikan pendirian negara kekhilafahan sendiri dan membaiat pemimpinnya sebagai "khalifah" baru.
"Pemimpin ISIS di Tal Afar sudah memproklamasikan pendirian Daulah Islamiah Tal Afar, setelah Abu Bakr al-Baghdadi dipastikan tewas. Mereka mengancam siapa pun yang menolak proklamasi itu halal dibunuh," tutur seorang sumber kepada stasiun TV Al Sumaria.
Ia mengatakan, Kota Tal Afar dikuasai gerombolan eks-ISIS berkebangsaan Arab dan negara-negara asing lainnya.
Karenanya, praktis tak ada pemimpin lokal (teroris asal Irak) yang berada di jajaran pemimpin kekhilafahan baru tesebut.
Selain “pemberontakan” Tal Afar, beragam faksi dalam ISIS disebut tengah berbebut pengaruh untuk menempatkan tokohnya sebagai ”khalifah” yang baru.
Baca Juga: Jokowi: Ada 3 Provinsi Pengganti Jakarta sebagai Ibu Kota Negara
Setidaknya, seperti dilansir Daily Star, dua mantan letnan tentara Irak era Presiden Saddam Hussein disebut menjadi calon terkuat dan saling sikut untuk menjadi pengganti Al-Baghdadi.