Suara.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat membandingkan gaya kepemimpinannya dengan kolega serta pendahulunya, Basuki Tjahaja Purnama (Ahok).
Perbandingan yang dibuat Djarot, Khususnya soal kebijakan melakukan perombakan pejabat di lingkungan Pemerimtah Provinsi DKI Jakarta.
Hal itu diutarakan Djarot saat berpidato dalam acara pengambilan sumpah dan pelantikan jabatan pimpinan tinggi pratama, administrator, dan pengawas serta pengukuhan badan pelaksana Bazis dan anggota Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan, Kamis (13/7/2017).
Baca Juga: Jokowi: Ada 3 Provinsi Pengganti Jakarta sebagai Ibu Kota Negara
"Kata orang begini 'Pak Djarot kok baik banget?' Ya saya ngapain marah-marah. Waktu saya di Jawa Timur, ada teman saya bilang 'Mas, sampean itu Wali Kota (Blitar) yang berdarah dingin. Tanpa ribut-ribut kalau sudah macam-macam langsung potong (rombak)'," ujar Djarot di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat.
Sementara Ahok, menurut Djarot, kebalikan dari dirinya. Ahok selalu lebih dulu marah-marah apabila mengetahui kinerja pejabat DKI buruk. Setelah dimarahi, pejabat yang dianggap kerjanya tidak benar baru diganti.
"Pak Ahok itu masih baik, marah-marah dulu. Kalau saya tidak, lihat saja kinerjanya. Kalau tidak benar, panggil, selesaikan. Fair (adil)," kata Djarot.
Untuk diketahui, Djarot melakukan perombakan pejabat eselon II, II, dan IV. Khusus untuk pejabat eselon dua atau setingkat dengan Kepala Dinas, Djarot merombak 18 pejabat.
Baca Juga: Rumah DP 0 Rupiah Ternyata untuk Warga Bergaji Minimal Rp7 Juta