Selain alasan itu, Tsamara menuturkan tekatnya itu dibumbui keinginan memegang jabatan publik pada usia muda.
Bagi Tsamara, diktum pemimpin politik haruslah orang yang sudah senior alias tua sudah kuno. “Karena bagi saya, politikus tidak harus senior. Mereka juga bisa orang muda," tukasnya.
Untuk memuluskan cita-citanya, perempuan kelahiran 24 Juni 1996 ini akan mengisi waktu selama 10 tahun ke depan untuk terus belajar dari politikus-politikus yang lebih berpengalaman.
Tak hanya itu, Tsamara juga ingin mencicipi pentas politik kontestasi sebagai calon anggota legislatif di tingkat DPRD Jakarta ataupun DPR RI sebelum ikut pilkada nanti.
Baca Juga: Jika KPK Dilemahkan DPR Bisa Muncul Perlawanan Masyarakat
Bukan haus popularitas atau mengejar uang, Tsamara memunyai keinginan ideal sehingga ingin terjun sebagai peserta pemilu legislatif.
Untuk menerangkan tujuannya, Tsamara lantas mengutip perkataan yang ia yakini berasal dari Presiden ke-16 Amerika Serikat Abraham Lincoln: 'Jati diri seseorang bisa diketahui kalau sudah megang kekuasaan atau jabatan.’
Menurutnya, kutipan Lincoln yang juga sering dikutip Ahok tersebut, membuat dirinya ingin bertarung dalam politik kontestasi, sehingga rakyat bisa menilai persona sejati dari dirinya.
"Saya nanti akan bereksperimen, melakukan transparansi uang kunjungan kerja sebagai anggota legislatif. Begitu juga ketika berkampanye, akan bereksperimen. Walaupun orang bilang saya tidak mengerti politik, ya tak apa-apa. Ini mungkin eksperimen politik yang gila, tapi harus berani mencobanya," tandasnya.
Baca Juga: Sri Mulyani Bentuk Satgas Penertiban Impor Berisiko Tinggi