Suara.com - Kumpulan tulisan bertulis tangan Mao Tse-tung (Mao Zedong), bapak bangsa Tiongkok modern, terjual di rumah lelang Sotheby, London, senilai 704 ribu Poundsterling atau setara Rp12,1 miliar.
Catatan tulisan tangan Ketua Mao—sapaan akrabnya—tersebut terbilang langka sehingga terjual dengan angka fantastis.
Pasalnya, seperti dilansir BBC.com, Selasa (11/7/2017), kumpulan tulisan tangan Mao tersebut dibuat setahun sebelum wafatnya, yakni 1975. Tulisan itu sendiri ditujukan untuk seorang profesor yang bekerja untuk Mao, Di Lu.
Baca Juga: Jahed, Muslim Inggris Pertama yang Menikah Sesama Jenis
Ketika itu, Mao sudah sakit-sakitan. Matanya juga tak lagi bisa melihat secara jelas. Namun, Mao tetap ingin terus belajar dan menuliskan ide-ide yang dikenal brilian.
Pada masa tuanya itu, Mao ingin mencurahkan idenya mengenai sejarah kesusasteraan klasik Tiongkok dan puisi. Mao menaruh minat kepada dua ilmu tersebut sejak muda.
Karena susah melihat, Mao lantas meminta Di Lu untuk membacakan buku-buku sastra dan puisi klasik Tiongkok dan juga berdiskusi dengannya.
Namun, dalam setiap sesi diskusi, Di Lu kesulitan memahami kalimat-kalimat yang dituturkan Mao. Sebab, Mao juga sudah kesulitan berbicara.
Karenanya, Di Lu meminta Mao untuk menuliskan ide-idenya ke dalam buku yang kekinian berharga sangat mahal tersebut.
Baca Juga: ISIS: Abu Bakr al-Baghdadi Sudah Meninggal
"Buku itu masih ada dan kini sudah terjual. Di dalamnya, terdapat banyak ide Mao mengenai kesusasteraan dan kebudayaan," terang rumah lelang Sotheby.
Mao memimpin Partai Komunis Tiongkok yang sukses mengalahkan raja perang sekaligus Presiden Chiang Kai Sek pada tahun 1949. Pada masa yang sama, Mao juga sukses menghalau agresi tentara fasis Jepang di Tiongkok.
Melalui kemenangan itu, Mao menyatukan seluruh Tiongkok dalam negara republik. Hingga kekinian, Mao adalah sosok yang paling dihormati oleh warga Tiongkok.
Pada masa mudanya, Mao pernah menjadi petugas perpustakaan Universitas Peking. Pekerjaannya itulah yang membuat Mao bisa membaca banyak buku sastra maupun Marxisme dan mengilhami gerakan revolusionernya.
Dalam pelelangan yang diikuti oleh kolektor seluruh dunia, buku tulisan tangan Mao itu sendiri diketahui dibeli oleh kolektor asal Tiongkok.
Gabriel Heaton, penaksir harga Sotheby, mengungkapkan nilai jual buku itu terbilang mengejutkan. Sebab, awalnya, buku itu diperkirakan bakal terjual dengan harga antara 60 ribu hingga 80 ribu Pounds.
Ia mengakui, barang memorabilia Mao terbilang laris di pelelangan. Apalagi buku tulisan tangan itu yang terbilang langka.
“Peminat memorabilia Mao sangat banyak. Awal tahun 2017, lukisan potret Mao karya seniman AS, Andy Warhol, terjual dengan harga Rp146 miliar,” tuturnya.