Mao memimpin Partai Komunis Tiongkok yang sukses mengalahkan raja perang sekaligus Presiden Chiang Kai Sek pada tahun 1949. Pada masa yang sama, Mao juga sukses menghalau agresi tentara fasis Jepang di Tiongkok.
Melalui kemenangan itu, Mao menyatukan seluruh Tiongkok dalam negara republik. Hingga kekinian, Mao adalah sosok yang paling dihormati oleh warga Tiongkok.
Pada masa mudanya, Mao pernah menjadi petugas perpustakaan Universitas Peking. Pekerjaannya itulah yang membuat Mao bisa membaca banyak buku sastra maupun Marxisme dan mengilhami gerakan revolusionernya.
Dalam pelelangan yang diikuti oleh kolektor seluruh dunia, buku tulisan tangan Mao itu sendiri diketahui dibeli oleh kolektor asal Tiongkok.
Baca Juga: Jahed, Muslim Inggris Pertama yang Menikah Sesama Jenis
Gabriel Heaton, penaksir harga Sotheby, mengungkapkan nilai jual buku itu terbilang mengejutkan. Sebab, awalnya, buku itu diperkirakan bakal terjual dengan harga antara 60 ribu hingga 80 ribu Pounds.
Ia mengakui, barang memorabilia Mao terbilang laris di pelelangan. Apalagi buku tulisan tangan itu yang terbilang langka.
“Peminat memorabilia Mao sangat banyak. Awal tahun 2017, lukisan potret Mao karya seniman AS, Andy Warhol, terjual dengan harga Rp146 miliar,” tuturnya.