Malu, Negara Muslim Terbesar Tapi Indonesia Banyak Korupsi

Selasa, 11 Juli 2017 | 15:22 WIB
Malu, Negara Muslim Terbesar Tapi Indonesia Banyak Korupsi
Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil SIradj mengunjungi kantor KPK untuk memberikan dukungan, Selasa (11/7/2017). [Suara.com/Ummi Hadyah Saleh]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama Said Aqil Siradj prihatin adanya upaya pelemahan KPK dengan sengaja. Padahal KPK dia nilai sebagai lembaga pemberantasan korupsi tepercaya.

"Saya prihatin, di tengah tengah reformasi, yang kata Pak Jokowi revolusi mental, ternyata ada sebagian kelompok yang berniat tidak baik, yang jelas indikasinya akan melemahkan penegakan hukum, dalam arti pasti akan melemahkan penegakan keadilan," ujar Said dalam jumpa pers usai melakukan pertemuan dengan pimpinan KPK di Gedung KPK, Jakarta, Selasa (11/7/2017).

Menurutnya upaya untuk melemahkan penegakkan hukum yakni KPK bertentangan dengan nilai-nilai Pancasila, Undang-undang Dasar yang dapat menyakiti hati rakyat.

Kata Said, masyarakat menggantungkan harapannya terkait pemberantasan korupsi kepada lembaga yang dipimpin Agus Rahardjo itu.

Baca Juga: KPK Sebut Akan Ada Tersangka Baru Korupsi e-KTP

"Karena rakyat sangat menggantungkan harapan, meletakan kepercayaan sepenuhnya kepada KPK, untuk menegakan pemberantasan korupsi. Dan kesan saya tadi waktu diskusi, sangat berat tugasnya dan pasti tantangan sangat berat, kesulitan sangat luar biasa. Harus gunakan cara yang canggih dan piawai apalagi berhubungan dengan lembaga Internasional," ucap Said.

Lebih lanjut, Said mengaku malu karena Indonesia yang merupakan negara muslim terbesar di Indonesia namun masih ada yang korupsi.

"Terus terang dari saya, sebagai pimpinan ormas Islam, malu kalau kita katanya negara mayoritas Muslim korupsi luar biasa, koruptornya luar biasa. Islam tercoreng, Islam terkotori. Walaupun penegak hukum tak pandang bulu, orang lihatnya Indonesia mayoritas muslim, ternyata pejabatnya mayoritas korupsi dan yang korupsi mayoritas orang Islam," tuturnya.

Lebih jauh, ia menambahkan NU akan tetap mendukung KPK sebagai bentuk jihad melawan korupsi.

"NU di belakang KPK. NU jihad melawan korupsi, Nu akan selalu berpihak pada kebenaran untu menegakan Undang-Undang dan hukum yang seadil-adilnya," tandasnya.

Baca Juga: Ketua Pansus Angket Akhirnya Penuhi Panggilan KPK, Ini Ucapannya

Dalam konferensi pers tersebut hadir Ketua KPK Agus Rahardjo, Ketua V Pimpinan Pusat Muslimat Nu Yenny Wahid, Ketua PBNU Robikin Emhas dan Ketua Lembaga Kajian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia (Lakpesdam) PBNU Rumadi Ahmad.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI