Demi Nafkahi Keluarga, Gadis Badui Kini Terpaksa ke Jakarta

Reza Gunadha Suara.Com
Selasa, 11 Juli 2017 | 12:55 WIB
Demi Nafkahi Keluarga, Gadis Badui Kini Terpaksa ke Jakarta
Suasana jalan protokol di Jakarta, Rabu (5/7).
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Gadis dari Suku Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten, mulai mau bekerja ke luar lingkungan, guna membantu ekonomi keluarga. Mereka rata-rata bekerja sebagai asisten rumah tangga di DKI Jakarta.

"Kami sudah tiga tahun terakhir bekerja di Jakarta bersama adik, untuk meringankan beban ekonomi keluarga," kata Nani (20) seorang gadis Badui warga Kampung Cipiit, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, Kabupaten Lebak, saat ditemui di Stasiun Rangkasbitung, Selasa (11/7/2017).

Ia mengatakan, bekerja sebagai asisten rumah tangga dengan Rp1 juta per bulan bisa meringankan beban ekonomi keluarga dengan pendapatan gaji Rp1 juta per bulan.

Baca Juga: Utang RI Tembus Rp3.672 Triliun, Luhut: Nggak Masalah

Nani mengakui bisa mengirimkan uang ke orangtua setiap tiga bulan sekali, bervariasi antara Rp1,5 sampai Rp2 juta.

Orangtuanya kekinian kesulitan ekonomi setelah pertanian padi ladang huma tahun 2016 terserang hama.

"Dengan mengirimkan uang itu tentu orangtua bisa memenuhi kebutuhan bahan pokok, seperti membeli beras dan lauk pauk," katanya.

Nani menuturkan, dirinya bersama adiknya kembali ke kampung halaman di permukiman kawasan Badui seminggu sebelum lebaran.

Meski dirinya tidak berlebaran karena memeluk agama Sunda Wiwitan, tetapi umumnya selama lebaran pekerja libur panjang.

Baca Juga: Inilah Alasan Para Nelayan Minta Menteri Susi Dicopot

Dalam liburan panjang itu, dirinya memanfaatkan untuk pulang ke kampung halaman sekalian melihat kondisi keluarga juga kerabat serta teman-teman.

"Kami senang bisa kembali bekerja di Jakarta juga kebetulan majikannya sangat baik sebagai profesi pilot," katanya.

Begitu juga Yanti (17), adik Nani, mengakui dirinya terpaksa kembali bekerja di Kemayoran, Jakarta setelah rencana mau nikah dibatalkan oleh orangtua.

Pembatalan pernikahan itu karena kakaknya Nani belum menikah. Karena itu, dirinya bekerja kembali sebagai asisten rumah tangga.

Namun, beruntung majikan menyambut kedatangannya untuk kembali bekerja. "Kami bekerja bersama kakak itu untuk membantu ekonomi orangtua," katanya menjelaskan.

Sementara itu, orangtua kakak beradik gadis Badui Santa (45) mengatakan dirinya kini terbantu ekonomi keluarga dari kedua anak perempuan yang bekerja di Jakarta.

Kedua anaknya bekerja sudah tiga tahun berprofesi asisten rumah tangga dan beruntung majikanya baik serta sistem pangupahan tepat.

"Kami hari ini mengantar kedua anaknya ke Jakarta karena khawatir sesat di jalan," katanya.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI