Suara.com - Kepala Kepolisian Daerah Metropulitan Jakarta Raya Inspektur Jenderal Mochamad Iriawan menyampaikan, penyidik masih menunggu data pembeli dari 21 toko kimia yang berdekatan dengan rumah Novel Baswedan di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara.
Data-data pembeli itu dikumpulkan untuk mencari pelaku penyerangan Novel yang menggunakan air keras. Bukti yang dicari polisi adalah nama pembeli, berdasarkan bukti pembayaran dan rekaman kamera pengawas atau CCTV yang terpasang di toko kimia tersebut.
"Toko kimia sudah kami identifikasi. Tentunya akan kesana menanyakan pembeli pembeli, kira-kira sebelum tanggal itu (kejadian). Kan kami cari CCTV, faktur, tanggal-tanggal sebelum itu ya," kata Iriawan di Lapangan Silang Monumen Nasional, Jakarta Pusat, Senin (10/7/2017).
Dia menyampaikan, saat ini sudah ada beberapa toko kimia yang sudah mengumpulkan data-data pembeli kepada penyidik.
Baca Juga: Polri Merasa Disudutkan karena Pengakuan Novel Baswedan
"Itu 21 yang didata ya. Yang sudah diperiksa 6 atau 7," ujar Iriawan.
Dia mengharapkan, data-data yang diberikan pemilik toko kimia itu bisa membantu pihaknya untuk mengungkap pelaku teror air keras terhadap Novel.
"Mudah-mudahan ada file dan CCTV disana. Ada bonnya, nota fakturnya. Kalau itu tertib, moga-moga bisa kami lakukan," katanya.
Novel diserang pelaku misterius usai menjalankan salat subuh berjamaah di masjid dekat kediamannya di Jalan Deposito T8, RT 3/RW 10, Kelurahan Kelapa Gading, Kecamatan Pegangsaan Dua, Jakarta Utara, Selasa (11/4/2017).
Sepanjang penyelidikan kasus ini, polisi juga telah membuat tiga sketsa wajah berdasarkan keterangan tiga saksi yang merupakan tetangga Novel. Hasil pembuatan tiga sketsa wajah itu berbeda dengan ciri-ciri empat orang berinisial M, H, AL dan N yang pernah diamankan polisi.
Baca Juga: Polisi Periksa Saksi Kunci Kasus Penyiraman Novel Baswedan
"Dari empat (orang yang pernah ditangkap) ini nggak sama dengan yang ini (hasil pembuatan tiga sketsa wajah)," kata Iriawan.