Suara.com - Jenazah yang membusuk dari 19 imigran Mesir ditemukan di gurun Libya, setelah truk dimana mereka diselundupkan ke negara itu ditemukan terbalik.
Organisasi Bulan Sabit Merah mengungkapkan, belasan mayat tersebut dikuburkan di sebuah pemakaman di dekat perbatasan Tobruk, Libya.
Tidak jelas kapan para imigran Mesir itu meninggal, namun jenazah mereka dalam keadaan rusak saat ditemukan di daerah gurun dekat Tobruk di timur Libya.
Sementara itu, seorang petugas keamanan di Tobruk mengatakan, sebuah pencarian sedang dilakukan untuk sekelompok 29 orang Mesir lainnya yang dilaporkan hilang oleh pihak berwenang di negara mereka.
Baca Juga: Dina Habib, Imigran Mesir yang Jadi Penasihat Trump
Sejak penggulingan Moamer Kadhafi 2011, Libya telah terbelah, menjadikannya pintu gerbang utama bagi migran Afrika yang menuju ke Eropa melalui pelayaran Mediterania yang berbahaya.
Perdagangan manusia telah mengeksploitasi ketidakstabilan untuk meningkatkan perdagangan mereka yang menguntungkan namun mematikan.
Orang-orang Mesir telah melakukan perjalanan ke Libya selama beberapa dekade, untuk mencari pekerjaan di negara Afrika Utara yang kaya minyak atau menggunakannya sebagai rute transit ke Eropa.
Menurut Organisasi Migrasi Internasional, sejak Januari 100.000 migran telah melakukan perjalanan laut yang berbahaya ke Eropa dan sekitar 85.000 di antaranya tiba di Italia dari Libya.
Perserikatan Bangsa-Bangsa mengatakan, lebih dari 2.200 migran telah meninggal tahun ini mencoba melakukan penyeberangan. [AFP]
Baca Juga: Italia Tangkap Tiga Penyelundup Imigran Mesir