Diduga Anggota ISIS, Ibu Ledakkan Diri Bersama Bayinya di Mosul

Liberty Jemadu Suara.Com
Minggu, 09 Juli 2017 | 05:34 WIB
Diduga Anggota ISIS, Ibu Ledakkan Diri Bersama Bayinya di Mosul
Seorang perempuan Irak dan anak-anaknya meninggalkan kediaman mereka di Mosul pada 4 Juli lalu, di tengah pertempuran antara militer Irak dengan petempur ISIS. [AFP/Ahmad al-Rubaye]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Sebuah tayangan stasiun televisi Irak berhasil menangkap detik-detik terakhir, sebelum seorang perempuan meledakkan diri di Mosul. Ia meledakkan diri sembari menggendong bayinya.

Cuplikan tayangan itu, yang diterbitkan oleh The Telegraph, Sabtu (8/7/2017), menunjukkan seorang perempuan berbusana hitam yang sedang menggendong bayi dengan tangan kirinya.

Tetapi jika diperhatikan seksama, tangan kanan perempuan itu, yang tampak menjinjing sebuah tas, juga sedang menyembunyikan sebuah pemicu bom.

Perempuan yang diduga sebagai anggota ISIS itu berbaur bersama para pengungsi yang akan meninggalkan Mosul, yang kini sedang menjadi medan pertempuran terakhir antara Irak dengan ISIS.

Ia tampaknya berencana meledakkan diri ketika melewati pos pemeriksaan yang dijaga tentara Irak. Tetapi bom yang tersembunyi dibalik busananya baru meledak setelah ia melewati para tentara yang berjaga, demikian dikatakan kameramen stasiun tv al-Mawsleya.

Perempuan itu dan bayi dalam pelukannya tewas seketika. Dua orang tentara dan beberapa warga sipil terluka akibat ledakan itu.

Para petempur ISIS memang sedang terdesak di Mosul. Diperkirakan kota bersejarah itu akan bebas sepenuhnya dari ISIS pada akhir pekan ini.

Meski demikian, sumber-sumber militer Irak di Mosul mengatakan bahwa kelompok teror itu kini menggunakan segala cara untuk melawan. Termasuk menggunakan perempuan dan anak-anak sebagai tameng dan pembom bunuh diri.

Lebih dari 20 pembom bunuh diri perempuan, yang berbaur dengan warga sipil, telah meledakkan diri dalam dua pekan terakhir.

"Perempuan-perempuan itu bertempur bersama anak-anak mereka," kata Letnan Jenderal Sami al-Aridi, "Itu membuat pasukan kami ragu melancarkan serangan udara."

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI