Mosul, Kuburan Jihadis-jihadis Asing ISIS

Reza Gunadha Suara.Com
Sabtu, 08 Juli 2017 | 16:37 WIB
Mosul, Kuburan Jihadis-jihadis Asing ISIS
Reruntuhan Masjid Agung al-Nuri, Mosul Irak yang dibom oleh ISIS. [AFP/Ahmad Al Rubaye]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Suara.com - Jasad-jasad warga asing yang bergabung dengan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS), semakin menumpuk di antara reruntuhan bangunan Kota Mosul, Irak.

Tumpukan mayat tersebut masih dibiarkan begitu saja oleh tentara Irak, setelah mereka berhasil kembali menguasai kota yang menjadi benteng terakhir ISIS.

Namun, militer Irak dan beragam milisi rakyat meyakini, masih ada teroris-teroris asing ISIS yang bertahan melakukan perlawanan di Mosul dengan keputusasaan.

"Sepertiga gerombolan ISIS yang masih bertahan di Mosul adalah tentara-tentara bayaran asing. Mereka tak mau menyerah meski sudah putus asa," kata Komandan Pasukan Elite Kontrateroris Irak, Jenderal Abdel Ghani al-Assadi, seperti dilansir Agence France-Presse, Sabtu (8/7/2017).

Baca Juga: Dosen PTIK: Kenapa KPK seperti Takut kepada Setya Novanto?

Karenanya, Abdel Ghani mengatakan pasukan Irak dan milisi rakyat bakal terus menyisir gerombolan bandit itu pada setiap inci wilayah Mosul.

"Kami akan terus menyisir setiap inci wilayah, untuk memastikan Mosul benar-benar bersih dari ISIS. Dengan begitu, seluruh wilayah Irak bisa segera dideklarasikan sebagai tanah merdeka dari ISIS," tuturnya.

"Kota tua Mosul akan menjadi makam bagi seluruh gerombolan ISIS," tandasnya.

Mosul menjadi kota bersejarah bagi ISIS. Sebab, Khalifah Abu Bakr Al-Baghdadi kali pertama memproklamasikan ISIS di kota tersebut.

Proklamasi itu pula yang menjadi "undangan" setiap pengikutnya di dunia untuk datang berperang di Irak serta Suriah.

Baca Juga: Inilah Bayi yang Dilahirkan Sang Ibu di Pesawat Batik Air

Berdasarkan data militer maupun kepolisian Irak, mayoritas tentara ISIS yang berperang di daerahnya berasal dari Rusia—khususnya etnis Chechnya, negeri-negeri pecahan Uni Soviet, dan beragam negara Arab.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI