Untuk diketahui, penyelenggara perlombaan itu sebelumnya juga mengadakan kompetisi lukisan satire untuk melawan gerombolan teroris ISIS.
Selain itu, mereka juga pernah membuat kompetisi seni lukis untuk mengkritik Israel yang kerap berlindung di balik sejarah pemusnahan massal Yahudi (holocoust) untuk menjustifikasi politik apartheidnya terhadap Palestina.
Baca Juga: Belajar dari Kasus Kaesang Dipolisikan, Warganet Hati-hatilah