Enam saksi diperiksa anggota Polsek Kebayoran Lama terkait kasus pemasangan atribut ISIS dan pengiriman surat kaleng berisi ancaman, Selasa (4/7/2017).
"Saksi yang diperiksa ada enam ya. Dari anggota juga, dari masyarakat juga yang melihat. Saksi kita periksa sebanyaknya-banyaknya. Orang yang berada di TKP dan melaksanakan piket. Kemudian berapa orang yang ada di sekitar kantor," kata Kapolsek Kabayoran Lama Komisaris Ardi Rahanarto.
Selain memeriksa saksi, penyidik juga menganalisa rekaman CCTV untuk membantu mengidentifikasi siapa sesungguhnya orang yang memasang bendera ISIS.
"Dari hasil CCTV juga kami cek, memang kelihatan ada yang masang cuma masih diidentifikasi. Dari pimpinan juga menyampaikan yang melaksanakan penyelidikan adalah tim gabungan. Polres, polda maupun mabes," kata dia.
Salah satu saksi menyebutkan orang yang memasang bendera ISIS merupakan lelaki dan perempuan. Tapi, Ardi belum mau bicara lebih jauh soal itu.
"Belum terkonfirmasi. Kebenaran itu belum bisa dipastikan. Kita masih olah CCTV itu kan berjalan," ujarnya.
Polisi diingatkan
Anggota Polri kembali diingatkan untuk selalu dalam posisi siaga ketika bertugas di lapangan. Hal ini menyusul kasus penusukan terhadap dua anggota Brimob Polri usai salat Isya di dalam Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, dan pemasangan bendera ISIS dan surat kaleng berisi teror ke polisi, TNI, Ansor, dan Banser di kantor Polsek Kebayoran Lama
"Yang pertama waspada. Memang sasarannya itu anggota Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya.
Argo juga mengingatkan anggota Polri jangan bertugas seorang diri di lapangan. Selama bertugas, anggota juga harus tetap memakai perlengkapan tugas secara lengkap.
"Dalam menjalankan tugas misalnya anggota yang di jalan jangan sendiri, tetapi ada temennya dan jangan bisa terlihat serta jangan jauh. Kalau misal ada pos tertentu akan libatkan Brimob dan Sabhara," kata dia.
Argo menyampaikan penyidik akan meningkatkan pengawasan konten berbau radikal di dunia maya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang dianut kelompok teroris
"Tentunya tetap semua kegiatan dan jaringan dari dunia maya dan masyarakat kita akan kumpulkan semuanya. Tetap kami analisa. Ini salah satu upaya kepolisian untuk mencegah kegiatan radikal itu," kata dia.
"Saksi yang diperiksa ada enam ya. Dari anggota juga, dari masyarakat juga yang melihat. Saksi kita periksa sebanyaknya-banyaknya. Orang yang berada di TKP dan melaksanakan piket. Kemudian berapa orang yang ada di sekitar kantor," kata Kapolsek Kabayoran Lama Komisaris Ardi Rahanarto.
Selain memeriksa saksi, penyidik juga menganalisa rekaman CCTV untuk membantu mengidentifikasi siapa sesungguhnya orang yang memasang bendera ISIS.
"Dari hasil CCTV juga kami cek, memang kelihatan ada yang masang cuma masih diidentifikasi. Dari pimpinan juga menyampaikan yang melaksanakan penyelidikan adalah tim gabungan. Polres, polda maupun mabes," kata dia.
Salah satu saksi menyebutkan orang yang memasang bendera ISIS merupakan lelaki dan perempuan. Tapi, Ardi belum mau bicara lebih jauh soal itu.
"Belum terkonfirmasi. Kebenaran itu belum bisa dipastikan. Kita masih olah CCTV itu kan berjalan," ujarnya.
Polisi diingatkan
Anggota Polri kembali diingatkan untuk selalu dalam posisi siaga ketika bertugas di lapangan. Hal ini menyusul kasus penusukan terhadap dua anggota Brimob Polri usai salat Isya di dalam Masjid Falatehan, Jakarta Selatan, dan pemasangan bendera ISIS dan surat kaleng berisi teror ke polisi, TNI, Ansor, dan Banser di kantor Polsek Kebayoran Lama
"Yang pertama waspada. Memang sasarannya itu anggota Polri," kata Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya Komisaris Besar Raden Prabowo Argo Yuwono di Polda Metro Jaya.
Argo juga mengingatkan anggota Polri jangan bertugas seorang diri di lapangan. Selama bertugas, anggota juga harus tetap memakai perlengkapan tugas secara lengkap.
"Dalam menjalankan tugas misalnya anggota yang di jalan jangan sendiri, tetapi ada temennya dan jangan bisa terlihat serta jangan jauh. Kalau misal ada pos tertentu akan libatkan Brimob dan Sabhara," kata dia.
Argo menyampaikan penyidik akan meningkatkan pengawasan konten berbau radikal di dunia maya. Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi agar masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh ideologi yang dianut kelompok teroris
"Tentunya tetap semua kegiatan dan jaringan dari dunia maya dan masyarakat kita akan kumpulkan semuanya. Tetap kami analisa. Ini salah satu upaya kepolisian untuk mencegah kegiatan radikal itu," kata dia.