Ini Keunggulan TNI Jika Dilibatkan Dalam Perang di Marawi

Adhitya Himawan Suara.Com
Senin, 03 Juli 2017 | 08:17 WIB
Ini Keunggulan TNI Jika Dilibatkan Dalam Perang di Marawi
Pasukan TNI melakukan apel pasukan pengamanan TPS Putaran kedua Pilkada DKI Jakarta di Lapangan Bhayangkara, Jakarta, Selasa (18/4). [suara.com/Kurniawan Mas'ud]
Follow Suara.com untuk mendapatkan informasi terkini. Klik WhatsApp Channel & Google News

Pengamat militer dan intelijen dari Universitas Pertahanan, Susaningtyas Kertopati, mendukung rencana pemerintah yang akan mengirim pasukan Tentara Nasional Indonesia (TNI) ke Marawi, Filipina. Namun ada kondisi yang harus diperhatikan oleh pemerintah sebelum mengirim TNI untuk menggempur kelompok teroris Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS).

"Kesiapan prajurit TNI yang dikirim juga harus meliputi kemahiran perang ala Urban Warfare sesuai dengan kondisi geososial dan geografis Filipina," kata Nuning di Jakarta, Minggu (2/7/2017).

Nuning menjelaskan urban warfare adalah peperangan kota dengan tantangan para prajurit bertempur melawan insurgencies (musuh) yang berbaur dengan masyarakat umum. Peperangan seperti ini berlangsung di kota atau perkampungan padat penduduk di mana insurgencies melakukan penyamaran dan menyerang pasukan saat lengah.

"Taktik tempur sama dengan peperangan gerilya dan anti gerilya," ujar Nuning.

Baca Juga: Obama Pergi, Tank TNI Keluar dari Hotel Mandarin Oriental

Bedanya dengan gerilya adalah medan tempur berlangsung di hutan. Sementara urban warfare sangat mengandalkan akurasi intelijen untuk bisa mendeteksi posisi insurgencies yang tersebar.

"Pasukan pemerintah harus bisa merebut hati rakyat agar berpihak sepenuhnya kepada pasukan pemerintah yang sah," jelasnya.

Urban warfare juga harus bisa memutus garis logistik insurgencies dengan cepat dan tepat sehingga kemampuan tempur insurgencies bisa dipatahkan.

Jadi pokoknya urban warfare itu medan tempurnya di kota. Jadi perlu latihan khusus karena standar prajurit bertempur di hutan atau pegunungan yang sepi penduduk. Selama ini,TNI dikenal pakarnya gerilya karena sejak dulu TNI yang mengajarkan kepada tentara Vietnam pada tahun 1950-an.

"Menurut saya Duterte itu ngerti sejarah, makanya yang diminta itu TNI bukan tentara lain. TNI punya taktik yang lebih hebat karena konsepnya adalah urban warfare dirubah menjadi jungle warfare. Insurgencies harus bisa didesak keluar kota atau perkampungan baru bisa diselesaikan. Konsep itu yang jadi unggulan kita," tutur Nuning.

Baca Juga: Polda Siap Bantu TNI Amankan Obama di Jakarta

Sebagaimana diketahui, Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu mengatakan Pemerintah Indonesia siap mengirim pasukan TNI ke Filipina. Pasukan TNI akan dikirim jika Pemerintah Filipina meminta bantuan kepada pemerintah Indonesia untuk memerangi kelompok radikal ISIS di Marawi. Meski Presiden Duterte telah memberi isyarat agar TNI bisa masuk. Namun, Ryamizard mengatakan harus ada keputusan dari Kongres Filipina.

BERITA TERKAIT

REKOMENDASI

TERKINI