Setidaknya, Dian bersyukur karena ada para pengguna jalan yang berbaik hati saat dia bertugas pada kelompok kerja siang hari.
"Pada saat Ramadhan kemarin, saya dikasih donat oleh pengguna jalan. Dia bertanya apakah saya sudah membatalkan puasa. Saya jawab saya sudah minum air putih. Lalu, dia menyodorkan sekotak donat dan meminta saya untuk mengambil," ujarnya.
Selain berkah dari para pengguna jalan tol yang baik hati, Dian juga bersyukur mendapatkan tambahan uang makan saat bekerja pada hari Lebaran pertama dan kedua.
"Ketika kami bertugas di gardu dan kelaparan, kami meminta teman lain yang bertugas membantu kami untuk membeli makanan. Tapi pada hari pertama dan kedua lebaran, perusahaan menyediakan makanan untuk kami," katanya.
Baca Juga: Keluarga Akui Teroris Penikam 2 Brimob adalah Mulyadi
Keresahan yang sama juga dirasakan penjaga gerbang pintu Tol Cikampek Wahyu Sumarna (35). Ia mengakui sempat khawatir pekerjaan yang telah ditekuninya selama tujuh tahun akan digusur oleh gardu tol otomatis.
"Sebelum ada tol Cikopo-Palimanan, kami yang bertugas di Cikampek seakan tidak ada hentinya melayani pengguna jalan tol. Mereka mengantre hingga Dawuan," kata Wahyu.
Wahyu mengatakan, pekerjaannya tergantikan pintu gardu tol otomatis bahkan sistem pembayaran jalan elektronik (ERP). Setidaknya ribuan pekerja gardu tol sepertinya juga akan mengalami nasib yang sama.
"Saya merasa senang bekerja di sini karena sudah menganggap rekan-rekan kerja seperti keluarga sendiri," ujar Wahyu.
Baca Juga: Kawah Sileri Dieng Meletus, Ini Data 17 Korbannya