Penjaga lain Gerbang Tol Cikarang Utama, Dian Ibrahim (32), juga mengakui selalu khawatir kalau membahas keberadaan gerbang tol otomatis dan penggunaan uang elektronik oleh para pengguna jalan tol.
"Atasan kami telah mengatakan belum ada pengurangan karyawan. Tapi, kami tentu tidak bisa menyembunyikan kecemasan itu," ujar Dian yang telah delapan tahun bekerja sebagai penjaga loket gardu tol.
Dian mengungkapkan, masuk kerja malam ketika malam Lebaran 2017 atau Sabtu (24/6) dan Minggu (25/6).
"Saya sudah mengalami tiga kali malam takbiran sepanjang bekerja di sini. Tiga kali pula saya selalu terharu mendengar suara takbir di gardu karena ingin pulang, di rumah bersama keluarga," ujar Dian yang akan melangsungkan pernikahan pada akhir 2017.
Baca Juga: Keluarga Akui Teroris Penikam 2 Brimob adalah Mulyadi
Dian mengakui sudah kenyang pengalaman menghadapi berbagai macam perilaku pengemudi yang menggunakan tol Jakarta-Cikampek.
"Saya paling khawatir kalau masuk malam mulai jam sembilan malam sampai jam enam pagi. Kami yang berada di gardu tidak pernah mengetahui benar apakah pengemudi yang akan masuk itu mengantuk atau tidak. Itu berbahaya karena dia bisa menabrak pembatas jalan," kata pria yang pernah bekerja di industri garmen di Gunung Putri, Bogor itu.
Kendaraan-kendaran golongan tiga dan empat seperti truk gandeng maupun truk kontainer adalah jenis kendaraan yang paling dikhawatirkan Dian saat bertugas malam.
"Suatu saat pernah ada pengemudi truk kontainer yang mengantuk. Truknya oleng dan menabrak pembatas gerbang tol di sini," kata Dian.
Selain khawatir pengemudi yang mengantuk pada perjalanan malam hari, Dian juga mengaku pernah menghadapi pengemudi yang memberikan uang palsu saat akan membayar uang jasa tol.
Baca Juga: Kawah Sileri Dieng Meletus, Ini Data 17 Korbannya
"Pengemudi nakal itu ada saja. Sesekali saya menerima uang palsu. Saya tahu itu palsu. Saya kembalikan uang itu dan meminta uang yang lain. Tapi, dia bilang dapat uang itu dari petugas lain. Saya tetap tidak percaya," ujarnya.