Suara.com - Robert O'Neill, mantan anggota Navy Seal—pasukan khusus Amerika Serikat—memublikasikan kisahnya saat menembak mati dedengkot teroris Al Qaeda, Osama bin Laden, dalam sebuah buku berjudul "The Operator".
Buku tersebut, merupakan terbitan pertama yang menceritakan secara detil proses pembunuhan Osama di persembunyiannya, Abbottabad, Pakistan, Mei 2011. O'Neill sendiri mengklaim dirinya menembakkan peluru yang berakibat kematian Osama.
O'Neill, seperti dilansir Independent, Jumat (30/6/2017), menuliskan dalam buku tersebut bahwa dirinya menembakkan dua peluru ke arah kepala Osama.
Baca Juga: Sandiaga Ultah, Instagramnya Malah 'Dibanjiri' Ucapan HUT Ahok
"Saya berpaling ke kanan dan melihat ke ruangan sebelah. Osama bin Laden berdiri di dekat pintu masuk kamar tidur," tulis O'Neill dalam buku yang diterbitkan Mirror tersebut.
Ia menuturkan, Osama tampak lain dari gambaran yang diberikan komandannya.
"Osama memunyai postur tubuh lebih tinggi dan lebih kurus dari yang saya duga. Janggutnya lebih pendek dan rambutnya lebih putih," tulisnya lagi.
Ketika itu, terang O'Neill, Osama berada di belakang seorang perempuan. Tangan teroris paling diburu AS tersebut memegang bahu wanita itu.
"Dalam waktu kurang dari satu detik, saya mengarahkan moncong senapan ke atas bahu kanan wanita dan menarik pelatuk dua kali. Kepala Bin Laden pecah tertembak dan dia terjatuh. Aku menembakkan lagi peluru di kepalanya, untuk memastikan," kenangnya.
Baca Juga: Joey, Musikus Jazz Cilik Indonesia Diundang ke 'All Stars' Paris
O'Neill mengatakan dirinya sempat terdiam dan pikirannya kosong setelah menembak jatuh Osama. Ia terdiam sampai seorang rekannya menepuk pundak dan mengatakan, “selamat, Anda baru saja membunuh Osama bin Laden.”