Musisi Peru Pacha Wilmer 'Chawalka' ikut meramaikan perayaan hari ulang tahun Presiden Joko Widodo yang ke 56 (21 Juni) dan mantan Gubernur Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) ke 51, hari ini, di ruang publik terbuka ramah anak Kalijodo, Jakarta Utara.
Pacha hadir atas undangan temannya yang merupakan anggota komunitas Dari Anak Generasi. Komunitas DAG dan Silent Majority Forum merupakan penggagas acara.
"Ya saya diajak teman ke sini. Teman saya berasal dari komunitas DAG diajak kolaborasi dan free," kata Pacha.
Di acara tersebut, Pascha membawakan dua lagu instrumental ciptaannya.
Pacha senang bisa terlibat dalam acara ini, apalagi dia mengenal sosok Jokowi dan Ahok.
"Saya kenallah, karena saya sudah sembilan tahun di Indonesia. Dan kali ini saya bermusik saja. Tidak mau masuk ke politiknya," kata pria yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat.
Pacha jatuh cinta dengan Indonesia karena suasana dan cuacanya mirip kampung halamannya, Peru. Dia memutuskan untuk tinggal di Indonesia dan meninggalkan keluarga.
Tapi ada hal yang paling tak disukai Pascha di Jakarta yaitu banjir.
"Kalau banjir saya tidak suka. Tapi sekarang sudah tidak ada banjir lagi. Jadi saya suka," tuturnya.
Pacha merupakan pemain musik alat tiup khas Peru yang bernama 'zamponyas.' Dia sudah punya enam album instrumental. Namun, semuanya belum direkam untuk dikomersilkan.
Selama di Indonesia, dia menyibukkan diri dengan manggung ke mana-mana. Dia biasa tampil di cafe, restoran, hotel hingga televisi swasta.
Solois ini juga sudah bolak-balik luar negeri untuk menunjukkan aksinya. Dia juga sudah berkeliling ke sejumlah kota-kota di Indonesia.
"Kalau ditanya paling suka manggung di mana? Saya paling suka saat manggung di Depok dan Tasikmalaya. Di sana bagus, saya enjoy," kata pria berusia 48 tahun.
Pacha hadir atas undangan temannya yang merupakan anggota komunitas Dari Anak Generasi. Komunitas DAG dan Silent Majority Forum merupakan penggagas acara.
"Ya saya diajak teman ke sini. Teman saya berasal dari komunitas DAG diajak kolaborasi dan free," kata Pacha.
Di acara tersebut, Pascha membawakan dua lagu instrumental ciptaannya.
Pacha senang bisa terlibat dalam acara ini, apalagi dia mengenal sosok Jokowi dan Ahok.
"Saya kenallah, karena saya sudah sembilan tahun di Indonesia. Dan kali ini saya bermusik saja. Tidak mau masuk ke politiknya," kata pria yang tinggal di Cengkareng, Jakarta Barat.
Pacha jatuh cinta dengan Indonesia karena suasana dan cuacanya mirip kampung halamannya, Peru. Dia memutuskan untuk tinggal di Indonesia dan meninggalkan keluarga.
Tapi ada hal yang paling tak disukai Pascha di Jakarta yaitu banjir.
"Kalau banjir saya tidak suka. Tapi sekarang sudah tidak ada banjir lagi. Jadi saya suka," tuturnya.
Pacha merupakan pemain musik alat tiup khas Peru yang bernama 'zamponyas.' Dia sudah punya enam album instrumental. Namun, semuanya belum direkam untuk dikomersilkan.
Selama di Indonesia, dia menyibukkan diri dengan manggung ke mana-mana. Dia biasa tampil di cafe, restoran, hotel hingga televisi swasta.
Solois ini juga sudah bolak-balik luar negeri untuk menunjukkan aksinya. Dia juga sudah berkeliling ke sejumlah kota-kota di Indonesia.
"Kalau ditanya paling suka manggung di mana? Saya paling suka saat manggung di Depok dan Tasikmalaya. Di sana bagus, saya enjoy," kata pria berusia 48 tahun.