Suara.com - Hari Raya Idul Fitri biasanya diisi dengan momen untuk saling maaf-memaafkan, dan menyebar rasa cinta kepada sesama umat manusia.
Khotbah setelah salat Ied juga biasanya sang khatib menyiarkan dalil beserta contoh agar umat muslim bisa mempraktikkan hal tersebut.
Namun, seperti informasi yang viral di media-media sosial, seorang khatib salat Id di Alun-alun Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Minggu (25/6/2017), justru bersiar sebaliknya.
Dalam khotbah di hari kemenangan setelah sebulan berpuasa itu, sang katib bernama Ikhsan Nuriansyah Bajuri justru masih berbicara mengenai politik.
Baca Juga: Rawan Teroris, Kapolres Hukum Polisi yang Tidur saat Bertugas
Ikhsan berpropaganda mengenai kriminalisasi ulama, penodaan agama, dan menyinggung kasus mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kekinian sudah dipenjara.
Bahkan, ia menyebut pelaku penistaan agama tak perlu dibela oleh aparat hukum maupun negara.
Lantaran khotbahnya sangat politis dan dipenuhi klaim yang tak bisa dibuktikan, ia ditinggalkan para jemaah.
Jemaah angkat kaki setelah salat Ied dan ketika Ikhsan baru memulai khotbahnya tersebut. Jemaah menilai, isi khotbah sang khatib tak sesuai dengan suasana Idul Fitri dan kerukunan antarumat beragama.
Kisah tersebut lantas viral di media-media sosial. Mayoritas warganet mengecam dan menyatakan kekecewaannya terhadap sang khatib.
Baca Juga: Gereja Kristen Se-Jawa Timur Dorong Khofifah Jadi Calon Gubernur
Warganet yang mengklaim turut hadir dalam salat Ied di alun-alun tersebut lantas memberikan testimoninya.