Suara.com - Ketika umat muslim sedunia merayakan Hari Idul Fitri 2017, para penyembah berhala turut bersuka cita, merayakan Hari Solstice kuno.
Seorang perempuan muda berhias karangan bunga di rambutnya khusyuk bernyanyi tentang puja-puji kepada Matahari. Tak berselang lama, sejumlah perempuan lain ikut bernyanyi.
"Kami memberikan rasa terima kasih kami kepadamu, oh Matahari," begitulah sebait nyanyian mereka, seperti dilansir AFP, Senin (26/6/2017).
Upacara solstice kuno, atau peringatan terhadap titik balik matahari tersebut digelar di sebuah kampung terpencil Rusia, Glubokovo, 80 kilometer sebelah timur Moskow.
Baca Juga: Sungkem ke Ibunda, Presiden Jokowi Mudik ke Solo
Ratusan orang pagan mengikuti upacara kuno tersebut. Pagan sendiri, dalam bahasa Indonesia diartikan sempit, yakni "penyembah berhala".
Namun, dalam arti luas, pagan adalah orang-orang yang memerayai alam semesta adalah penyebab utama atau kausa prima dari segala sesuatu di dunia.
Ketika para perempuan bernyanyi puja-puji, para lelaki sibuk mengumpulkan kayu bakar untuk menciptakan api unggun berukuran raksasa. Api unggun itu adalah properti utama dalam perayaan.
Ritual pagan tersebut dinilai sebagai upacara keagamaan tertua di dunia, yang diperingati pada hari saat waktu malam terbilang terpendek selama setahun itu.
Perayaan solstice tersebut sempat tak lagi dilakukan oleh kaum pagan. Sebab, mereka kerapkali mendapat intimidasi
Baca Juga: 'Hoax' Menara Masjid Raya Bandung Roboh, 2 Bocah Terinjak-injak
"Tapi, sejak era 2000, ritual itu kembali dilakukan. Untuk Rusia sendiri, saat masih menjadi Uni Soviet, pemerintah melarang ritual ini," tutur perempuan Pendeta Pagan Rusia Lada Korneyeva.