Suara.com - Berbahagialah bagi para perantau yang tengah bernasib mujur bisa mudik alias pulang kampung, untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri bersama orang-orang terkasihnya. Karenanya, mudik itu sendiri bernilai sakral dan patut dirayakan walau sederhana tapi unik seperti ini.
Sejumlah pemudik yang mengendarai sepeda motor kedapatan menempelkan secarik kertas bertuliskan kalimat-kalimat berisi ungkapan betapa tak sabarnya sampai di kampung halaman, dan membayar lunas kerinduan yang bertumpuk selama ini.
Meski begitu, tak jarang tulisan-tulisan yang ditempelkan di kardus berisi oleh-oleh atau ransel mereka itu bernada guyonan.
Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo turut mengunggah sejumlah foto tulisan penyemangat para pemudik tersebut ke akun Twitter miliknya.
Satu di antara foto pesan pemudik yang ditampilkan Ganjar bertuliskan “Mbok, anakmu moleh tapi urung isoh gowo mantu,”. Kurang lebih, arti kalimat itu adalah “Ibu, anakmu pulang kampung tapi belum bisa membawa menantu”.
Dalam keterangan foto itu, Ganjar menuliskan kalimat yang tak kalah lucu. “Jomblo berbudi pekerti,” tulis Ganjar.
Selain itu, Ganjar juga mengunggah foto pemudik yang menempelkan secarik kertas di ransel bertuliskan, “Sak adoh-adohe lungo tetep eling wong tuo. Wong tuo ora butuh bondo tapi butuh anak'e teko.”
Tulisan itu bisa diartikan “Sejauh-jauhnya saya merantau tetap ingat orangtua. Orangtua tak butuh harta benda tapi butuh anaknya pulang.”
Jurnalis foto senior Harian Kompas, Arbain Rambey, juga mengunggah sejumlah foto pesan-pesan pemudik nan lucu yang ia akui sebagai kiriman temannya.
“Alhamdulillah Mak. Anakmu mudik bawain menantu! BSD-Banjar Negara,” begitu tulisan secarik kertas pemudik dalam foto.
Ada pula foto pemudik yang menempelkan kertas kardus bertuliskan “Bapake, mamake, enyonk OTW balik kampung, Kebumen.”
Berikut foto-foto tersebut: