Suara.com - Sebelum perang bergolak di Gaza, Belal Ahmed pergi ke pasar sepekan sekali untuk membeli sayuran, buah, daging dan ayam. Sekarang cara berbelanja Ahmed berubah radikal.
Perang di sana menyebabkan tidak ada sumber daya listrik dan hidup dalam keterbatasan.
Tak Hanya Ahmed, 2 juta orang yang hidup di Gaza pun demikian. Mereka hanya menikmati listrik kurang dari 4 jam dalam sehari. Listrik itu tidak bisa banyak diharapkan untuk menghidupkan kulkas sebagai tempat penyimpan bahan pokok seperti daging dan makanan organik lainnya.
Sehingga Ahmed harus setiap hari membeli bahan makanan. Bahan makanan itu harus habis dalam sehari. Jika tidak habis akan membusuk dan terbuang.
Baca Juga: Kisah Guru Hafiz Al Quran yang Buta di Jalur Gaza
"Saya memastikan tidak akan ada sisa makanan karena kita tidak bisa menjaga makanan yang dimasak segar untuk hari berikutnya, "kata Ahmed.
Belanja saban hari membuat kantong cepat tipis. Harga akan mahal, terutama di Ramadan.
Kebutuhan makan di Ramadan lebih terbatas, hanya 2 kali makan, pagi dan malam. (AFP)